Wakil Menteri Perdagangan Bayu Krisnamurthi mengatakan ada peningkatan ekspor minyak sawit produksi Kalimantan dari tahun ke tahun karena tanaman di perkebunan mulai menghasilkan. <p style="text-align: justify;">"Produksi minyak sawit Kalimantan terus tumbuh. Pada 2010, produksi minyak sawit Kalimantan baru 900 ribu ton. Pada 2012, produksi minyak sawit mencapai 3,4 juta ton dan 2013 diperkirakan mencapai 4,5 juta ton," kata Bayu Krisnamurthi di Nanga Badau, Kapuas Hulu, Kalimantan Barat, Sabtu.<br /><br />Wamendag Bayu Krisnamurthi meresmikan ekspor perdana minyak mentah (CPO) produksi PT Paramitra Internusa Pratama melalui Pos Lintas Batas (PLB) Badau menuju Sarawak, Malaysia Timur.<br /><br />Wamendag mengatakan produksi Sumatera pada 2013 diperkirakan mencapai 17,5 juta hingga 18 juta ton CPO. Namun, sebagian tanaman sawit di Sumatera sudah memasuki usia tua.<br /><br />Menurut Wamendag, dengan pertumbuhan sedemikian cepat, produksi Kalimantan akan bisa melampaui Sumatera pada 2020. Namun, pertumbuhan yang pesat itu menimbulkan permasalahan baru, yaitu penyaluran.<br /><br />"Produksi yang besar itu mau disalurkan ke mana? Proyeksi ke depan, akan ada pelabuhan yang melayani ekspor atau perdagangan antarpulau, yaitu Pontianak, Banjarmasin dan Sangata atau Maloy. Namun, itu belum cukup," tuturnya.<br /><br />Wamendag mengatakan banyak perkebunan sawit yang berada di tengah Kalimantan dan jauh dari pelabuhan. Karena itu, posisi PLB Badau menjadi strategis.<br /><br />Efisiensi Direktur PT Paramitra Internusa Pratama Susanto mengatakan dibukanya pintu ekspor CPO melalui PLB Badau meningkatkan efisiensi bagi perusahaan. Sebab, bila mengandalkan jalur darat dan sungai akan memakan waktu dan biaya tinggi.<br /><br />"Masyarakat dan pemerintah juga diuntungkan karena pembangunan di wilayah Badau akan meningkat. Bea ekspor akan menambah pendapatan asli daerah," ujarnya.<br /><br />Susanto mengatakan produksi CPO Kalimantan Barat setiap tahun mencapai 1,1 juta ton. Namun ekspor langsung melalui provinsi itu hanya 200 ribu ton karena sebagian besar diekspor melalui Riau sehingga justru menambah pendapatan bea ekspor Riau.<br /><br />"Ekspor melalui Badau ini merupakan terobosan baru dan keberhasilan Wakil Menteri Perdagangan Bayu Krisnamurthi. Wamendag yang berhasil mengoordinasi dan meyakinkan lima kementerian di Jakarta sehingga ekspor melalui PLB Badau bisa terwujud," katanya. <strong>(das/ant)</strong></p>