SINTANG – Jika bukan Jarot Winarno Bupati Sintang tidak akan mungkin pemimpin yang pernah sampai
menembus wilayah pedalaman, tertinggal, dan terisolir di Kabupaten Sintang,” ucap Wakil Ketua DPRD
Sintang, Terry Ibrahim, Minggu (4/11/2018).
Contohnya, kata Terry, ketika ingin mengunjungi Desa Nanga Laar, Kecamatan Kayan Hulu. Kala itu,
beberapa kepala desa (Kades) telah menyarankan kepada Bupati Sintang agar menggunakan jalur
transportasi air agar sampai ke Desa Nanga Laar. Tetapi, Bupati Sintang tetap tidak mau, dan masih
memaksakan diri untuk menggunakan kendaraan roda empatnya agar sampai ke Nanga Laar.
“Patut kita bangga telah memiliki Bupati yang mau merasakan kesulitan dan kedala yang dihadapi
oleh masyarakatnya. Mungkin ini satu-satunya Bupati yang mencintai rakyatnya dan dicintai oleh
rakyatnya,” tutur Terry Ibrahim.
Terry mengaku tidak akan kuat apabila dirinya menjadi sosok Bupati Sintang dengan gaya
kepemimpinan Jarot Winarno. Sebab, satu-satunya Bupati Sintang yang sudah sampai ke perhuluan
Kayan Hulu, Ketungau, Serawai, dan Ambalau adalah Bupati Jarot Winarno.
“Selain Jarot Winarno belum ada,” ungkapnya.
Di tempat yang sama, Bupati Sintang, Jarot Winarno mengatakan, dalam membangun Kabupaten Sintang
harus dengan cara inklusif. Lawannya inklusif adalah ekslusif. “Kalau ekslusif itu hanya
memikirkan wilayahnya sendiri. Sebab, dalam membangun suatu daerah perlu mengadopsi cara yang
inklusif, dengan tidak membedakan suku, budaya, dan agama yang ada di Kabupaten Sintang,” tutur
Bupati Jarot.
Selama kepemimpinannya bersama Askiman, Bupati Jarot bertekad ingin mewujudkan rasa keadilan bagi
masyarakat, dan masyarakat harus benar-benar merasakan bahwa pemerintah hadir ditengah persoalan
yang sedang dihadapinya.
Untuk Desa Nanga Laar, tambah Jarot, sudah mendapatkan solusinya agar sampai ke desa tersebut
menggunakan jalur transportasi darat. Pasalnya, Pangdam XII/Tanjungpura telah menyatakan
kesiapannya untuk membantu membangun jembatan Belly di Sungai Lemiah.
“Jadi, Safari Natal 2018 kita harus pakai mobil, kalau pakai speed tidak!. Karena saya ingin
bersikap adil kepada masyarakat kita yang ada di pedalaman. Contoh, seperti Ketungau Hulu, Hilir,
Tengah, Serawai, Ambalau, Kayan Hulu, dan Kayan Hilir kita tembus pakai mobil. Intinya, kita ingin
mewujudkan rasa keadilan yang merata,” ungkap Jarot Winarno saat memberikan sambutanya pada
peletakan batu pertama pembangunan Gereja Kalimantan Evangelis, Minggu (4/11/2018), di Desa Nanga
Toran, Kecamatan Kayan Hulu. (Xe)