SINTANG – Sebanyak 131 tenaga magang medis di Rumah Sakit Ade Muhammad Djoen Sintang yang melakukan mogok kerja pada tanggal 13 dan 14 November 2018 kemarin menyampaikan permohonan maaf.
“Permohonan maaf tersebut di sampaikan melalui selembar kertas yang di kirim ke media ini untuk di publikasikan”.
Berikut isi surat yang di kirim keredaksi www.kalimantan-news melalui WhasApp salah satu tenaga magang medis di RS AM Djoen Sintang.
SURAT PERNYATAAN PERMOHONAN MAAF
DARI SELURUH TENAGA MAGANG
DI RSUD ADE MOHAMMAD DJOEN SINTANG
KAMI SELURUH TENAGA MAGANG DI LINGKUNGAN RSUD ADE MOHAMMAD DJOEN SINTANG DENGAN INI MENYATAKAN PERMOHONAN MAAF YANG SEBESAR-BESARNYA KEPADA:
SELURUH MASYARAKAT KABUPATEN SINTANGDAN SEKITARNYA KHUSUSNYA KEPADA PASIEN YANG SEDANG DIRAWAT DI RSUD ADE MOHAMMAD DJOEN SINTANG KARENA AKSI YANG KAMI LAKUKAN MENYEBABKAN TERGANGGUNYA PELAYANAN DI RSUD ADE MOHAMMAD DJOEN SINTANG.
DEMIKIAN PERMOHONAN MAAF INI KAMI SAMPAIKAN, ATAS PERHATIANNYA KAMI UCAPKAN TERIMA KASIH
TTD
SELURUH TENAGA MAGANG RSUD ADE MOHAMMAD DJOEN SINTANG
Untuk di ketahui Selasa (130/11/2018) yang lalu sebanyak 131 tenaga magang medis di RSUD Ade Mohammad Djoen Sintang melakukan mogok kerja.
Aksi yang mereka lakukan lantaran manajemen di RSUD Ade Mohammad Djoen Sintang dalam penerimaan pegawai honorer di nilai tidak transfaran dan terkesan tertutup, selain itu mereka juga menuntut agar tenaga magang medis ini di angkat menjadi pegawai honorer atau kontrak.
Sementara pada hari Kamis (14/11/2018) kemarin mereka melakukan audensi dengan Wakil Bupati Sintang, Askiman, bertempat di Balai Pegodai Komplek Rumah Jabatan Wakil Bupati Sintang.
Dalam Audensi tersebut salah satu tenaga magang medis RS A.M Djoen Sintang, Betarem mengungkapkan bahwa dirinya bersama rekan-rekannya pada hari ini (Rabu-Red) masih tetap dengan pernyataan awal bahwa kami akan tetap menuntut kejelasaan nasip kami, kata Betarem.
Hari ini Jumat (15/11/2018) aksi solidaritaspun muncul dari rekan-rekan mereka yang sudah jadi pegawai tetap di RSUD Ade Mohammad Djoen Sintang bahkan aksi ini juga didukung seluruh dokter.
Bentuk aksi yang di sampaikan oleh rekan-rekan mereka ini terdiri dari Dokter, Perawat dan Bidan, beda dengan aksi yang di sampaikan oleh 131 tenaga magang medis yang malakukan mogok kerja.
Aksi solidaritas ini dituangkan dalam berpakaian serba hitam, menggunakan pita hitam dilengan bahkan saat sejumlah awak media ingin menanyakan aksi tersebut tak satu katapun yang terucap dari mereka dan merekapun menyambut awak media dengan tersenyum dan mempersilahkan media untuk mengambil gambar maupun video. (Ast)