MELAWI,(kalimantan-news) – Seorang warga Dusun Nusa Indah Desa Kenual, Kecamatan Nanga Pinoh, Melawi, Nenek Nursidah, hanya bisa pasrah dan terbaring lemas di tempat tidurnya. Pasalnya nenek berusia 70 tahun ini tak memiliki biaya untuk berobat ke dokter atau kerumah sakit dan tidak mendapatkan jatah pembagian BPJS gratis yang sudah berapa tahun ini menjadi program primadona Pemerintah Pusat.
Agus, Anak Sulung Nnek Nursidah mengatakan orang tuanya tersebut menderita sakit sudah kurang lebih sebulan. Sampai sekarang belum diketahui penyakit apa yang diderita oleh ibu. Karena semenjak sakit, sampai sekarang belum pernah dibawa ke dokter atau kertumah sakit untuk diperiksa “sayapun tak memiliki biaya untuk membawanya ke doter atau rumah sakit. Ibu saya sudah sudah seminggu ini tidak makan,” ungkapnya kepada sejumlah wartawan, Kamis (25/1).
Pria yang kesehariannya sebagai buruh pasar tersebut menyampaikan, sampai sekarang ibunya belum pernah dibawa berobat untuk mendapatkan pengobatan yang layak dipelayanan kesehatan pemerintah. Dirinya yang merupakan Anak Nursidah sudah barang tentu berkehendak untuk membawa ibunya beribat, namun apalah daya, biaya tak ada.
“Sebagai anak, saya juga ingin membawa ibu kerumah sakit. Tapi apalah adaya, kondisi ekonomi saya juga sama-sama sulit. Bahkan untuk makan sehari-hari saja sudah kesulitan. Karena kerja dipasar kadang-kadang pulang tangan kosong,” ujarnya.
Agus meraa sedih, sebab sudahlah ibunya tersebut orang yang tidak punya, ibunya juga tidak pernah mendapat perhatian dan bantuan dari pemerintah, baik bantuan Beras Miskin (Raskin), Bantuan Tunai maupun BPJS gratis yang diprogramkan oleh pemerintah.
“Hanya rumah ibu ini, dulunya dibantu oleh Dinas Sosial melalui program bedah rumah pada beberapa tahun yang lalu,” ucapnya.
Sebagai anak, Agus juga sudah menanyakan apakah ibunya masuk dalam daftar penerima BPJS gratis ke Kepala Dusun, tapi setelah dicek nama ibunya tidak masuk dalam daftar penerima BPJS tersebut.
“Ini yang aneh dan membuat kami bingung, ibu kami yang sudah tua ini bisa tidak masuk dalam daftar penerima BPJS,” ujarnya.
Dia berharap kepada pemerintah supaya peduli terhadap masyarakat miskin. Kalau memang ada program bantuan untuk warga miskin, diharapkan supaya tepat sasaran, jangan sampai orang yang benar-benar hidup susah tidak mendapatkan program tersebut. Bahkan terkadang, orang yang tergolong mampu malah dapat.
Ditempat yang sama, Samsudin, tetangga ibu Nursidah mengatakan dirinya hampir tiap malam berkunjung kerumah tetangganya tersebut. Sebagai tetangga dia juga prihatin dan kasihan melihat tetangganya yang sedang sakit tersebut. Apalagi melihat tetangganya yang sejak sakit belum pernah diobawa berobat atau periksa ke dokter untuk mengecek penyakit yang dideritanya.
Kata Samsudin yang paling ,membuat dirinya kasihan, mau dibawa berobat mereka tidak ada biaya. Mengharapkan keluarganya, termasuk anak-anakanya juga sama-sama hidup susah.
“Jangankan untuk membantu orang tuanya, untuk emmenuhi kebutuahn hidup mereka sehari-hari saja susah,” ucapnya.
Dikatakan Samsudin, didaerah tersebut memang banyak yang tidak mendapatkan BPJS gratis, termasuk dirinya dan orang tuanya juga tidak dapat jatah dari pemerintah. “Kalaupun yang ada BPJS, itu mereka yang mampu membayarnya, karena tidak dapat BPJS gratis. Bagi yang tidak mampu seperti kami ini tidak bisa memiliki BPJS,” ujarnya.
Ditempat yang sama, Rusli Nenen, seorang tokoh masyarakat setempat melihat program BPJS gratis dari pemerintah banyak tidak tepat sasaran. Orang yang mampu dapat, sedangkan orang yang tergolong tidak mampu atrau miskin yang seharusnya layak mendapatkan BPJS gratis tersebut malah tidak dapat. Tidak tahu letak esalahannya dimana, tapi yang jelas pakta dilapangan terjkadi seperti itu.
“Contohnya ibu Nursidah ini. Kita bisa mengomong apa, ibu yang miskin ini, yang layak dapat BPJS pembagian secara gratis malah tidak dapat, sehingga saat sakitpun tidak bisa berobat karena tidak ada biaya,” ungkapnya.
Dikatakan Rusli yang akrap disapa Nenen ini, coba kalau ibu tersebut dapat BPJS gratis, tentu keluarganya sudah bisa membawa anggota keluarganya yang sakit tersebut ke rumah sakit untuk mendapatkan pengobatan. “Saya berharap kepada pemerintah, kalau ada program untuk masyarakat miskin, didatalah benar-benar sesuai kondisi riil dilapangan, sehingga tidak salah sasaran,” ujarnya.
Salah satu contoh program PBJS, seharusnya kalau memang ada jatah BPJS gratis untuk keluarga tidak mampu, utamakan warga-warga yang memang tidak mampu dulu untuk mendapatkannya. Supaya program mulia dari Pemerintah Pusat tersebut benar-benar tepat sasaran dan berguna bagi masyarakat yang membutuhkannya.
“Saya juga minta kepada Pemerintah Desa supaya peduli terhadap permasalahan yang dialami oleh warganya. Kalau ada warga terkena masalah, tolong dibantu. Karena aparatur desa sudah mendapatkan gaji dari pemerintah,” ucapnya.
Saat dikonfirmasi terkait penanganan pasien yang tidak mampu tersebut, Direktur RSUD Melawi, Sien Setiawan mengatakan pasien yang tidak mampu seperti ibu Nursidah tersebut bisa ditangani di RSUD Melawi.
“Bisa, bawa saja ke RSUD, setelah itu baru urus Surat Keterangan tidak mampu ke Dinas Sosial,” ucapnya.
Terkait penyakit pasien yang belum diketahui karena belum pernah dibawa berobat oleh keluarganya tersebut. Sien menyampaikan, yang penting pasiennya dibawa dulu ke RSUD Melawi. “Masukan saja ke RSUD, kita rawat dulu,” ujarnya. (DI/KN)