PONTIANAK, KN – Puluhan masyarakat Kabupaten Sintang melakukan audiensi dengan Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Provinsi Kalimantan Barat pada Kamis 5 September 2024.
Audiensi ini guna membahas Jembatan Sungai Dangkuk yang rusak parah yang terletak di ruas jalan Sintang-Semubuk tepatnya di Kelurahan Kapuas Kiri Hulu, Kecamatan Sintang.
Kedatangan warga disambut langsung oleh Kepala Dinas PUPR Provinsi Kalbar, Iskandar Zulkarnaen beserta para pejabat struktural lainnya. Hadir juga perwakilan dari Dinas Perkebunan dan Peternakan Provinsi Kalbar.
Perlu diketahui, jembatan ini merupakan tanggung jawab Pemerintah Provinsi, tetapi berdasarkan MoU antara pemerintah dengan perusahaan PT BHA jembatan ini menjadi tanggung jawab pihak perusahaan untuk pemeliharaannya.
Salah satu perwakilan warga, Andreas mengaku bersyukur, sebab audiensi hari ini diterima dan direspon dengan baik oleh Dinas PUPR Provinsi Kalbar.
Ia menjelaskan dari hasil pertemuan tadi untuk Jembatan di Sungai Dangkuk pihak Dinas PUPR Provinsi Kalbar akan turun langsung kelokasi besok hari, untuk mengawal bersama melihat material yang akan dibangun untuk sementara.
“Dan memang kita minta itu dijadikan rangka baja. Itu tidak bisa di utak-atik lagi. Hanya saja untuk pemanfaatannya kami minta minimal kayu kelas satu (kayu tekam) bukan lagi kayu yang keropos dan mudah patah,” ucapnya.
Oleh sebab itu, pihaknya juga meminta agar pelaksanaan perbaikan jembatan Sungai Dangkuk tersebut dapat diawasi oleh pihak Dinas PUPR Provinsi Kalbar.
“Jangan nanti swasta mengerjakan hanya tambal sulam dan ala kadarnya. Itu yang tidak kita inginkan. Jadi mereka besok turun bersama dengan kami, bukan hanya di Sungai Dangkuk saja tetapi sampai ke Semubuk, 17 jembatan akan kita cek sama sama,” jelasnya.
Sementara itu, Kepala Dinas PUPR Provinsi Kalbar, Iskandar Zulkarnaen mengatakan bahwa pihaknya menyambut baik audiensi dari masyarakat Kabupaten Sintang.
“Kami melihat ini suatu yang positif, karena masyarakat itu punya hak untuk menyampaikan aspirasi. Tentunya dari penyampaian aspirasi ini, kita bersama-sama merumuskan suatu solusi, bagaimana menyikapi situasi dilapangan dengan keterbatasan yang ada,” tuturnya.
Ia menuturkan dari hasil diskusi panjang, jembatan Sungai Dangkuk akan di fungsionalkan. Dalam artian melibatkan pihak perusahaan untuk mengerjakan sesuai dengan akidah-akidah teknis.
“Pembangunannya jangan asal-asalan lah. Jangan seperti anak kecil begitu teriak minta permen, dia nangis lalu dikasi permen, mau enak apa tidak enak tidak dipikirkan. Tetapi kita coba bagaimana permen yang sehat, makanan yang sehat disajikan kepada anak kecil itu,” ujarnya.
Ia menjelaskan hal tersebutlah yang akan disampaikan ke pihak perusahaan bagaimana menangani secara benar, bagaimana jalan maupun jembatan tidak dimanfaatkan sehari atau dua hari saja.
“Besok tim kami akan langsung melakukan survei ke lapangan untuk melihat kondisinya, apa yang harus kita lakukan, penangganannya seperti apa, karena ini adalah akses vital masyarakat, jadi kita tidak bisa tinggal diam saja,” pungkasnya.