ARTIKEL – Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Dwikorita Karnawati menjelaskan pihaknya telah menerbitkan peringatan dini prakiraan cuaca di Sumbar pada 8 Mei 2024. Peringatan dini tersebut yaitu adanya potensi curah hujan dengan intensitas sedang hingga lebat di wilayah tersebut.
Adanya sirkulasi itu terdeteksi pada tanggal 8 mei dan sehingga kami sudah memberikan peringatan dini cuaca prospek 3 hari kedepan, yakni pada tanggal 10-12 Mei di wilayah Sumatera Barat dalam kategori hujan sedang-lebat disertai kilat/petir,“ kata Dwikorita dalam konferensi pers daring Bencana Hidrometeorologi Sumatra Barat, Minggu, 12 Mei 2024.
Dwikorita juga menjelaskan lahar hujan yang terjadi utamanya karena adanya endapan material hasil erupsi dari Gunung Marapi, Material tersebut tersapu oleh hujan intensitas lebat dan akhirnya menjadi longsor. Ini terjadi mekanisme umumnya akibat adanya air akumulasi air selama hujan yang tertahan di hulu sungai di bagian atas, dan bisa diakibatkan endapan-endapan longsor dan batuan di daerah hulu yang menahan aliran hujan di hilir dan ini terjadi. Akhirnya air yang tertahan ini mengakibatkan tekanan yang menjebloskan endapan di daerah hulu, sehingga terjadi aliran yang sangat cepat dan mendorong tanah batuan ke arah hilir, itulah banjir bandang atau banjir lahar,“ jelas Dwikorita.Lebih lanjut, pihaknya memprediksi bahwa hujan dengan intensitas sedang hingga lebat ini masih berlangsung di Sumbar. Hal itu diperkirakan berlangsung hingga 22 Mei 2024. Prospek cuaca sampai tanggal 22 Mei ini masih potensi curah hujan masih terjadi, tetap waspada akan potensi cuaca ekstrem yang dapat memicu terjadinya bencana hidromteoeriolgi,“ pungkas dia.
Tiga daerah yang terdampak banjir bandang dan lahar dingin Gunung Marapi di Sumatera Barat, menetapkan masa tanggap darurat bencana selama 14 hari hingga 25 Mei 2024. Ketiga daerah itu adalah Kabupaten Agam, Kabupaten Tanah Datar dan Kota Padang Panjang. Penetapan masa tanggap darurat tersebut tertuang dalam Surat Keputusan yang ditandatangani masing-masing kepala daerah.Dilihat Senin (13/5), Bupati Agam Andri Warman mengeluarkan SK Tanggap Darurat bernomor 213 tahun 2024, sementara Bupati Tanah Datar Eka Putra mengeluarkan SK dengan nomor 100.3.3.2/166/BPBD-2024. Wali Kota Padang Panjang melalui Pj.Walikota, Sonny Budaya Putra mengeluarkan SK Tanggap Darurat dengan nomor 101 tahun 2024.
Banjir bandang yang terjadi sejak Sabtu (11/5) malam menyebabkan rusaknya bendungan, aliran irigasi, jalan, lahan pertanian , fasilitas umum dan korban jiwa. Karena itu, berdasarkan kajian reaksi cepat, perlu penanganan cepat.Selama masa tanggap darurat, penanganan difokuskan pada upaya pencarian dan evakuasi korban, termasuk perbaikan rumah dan lahan pertanian warga terdampak.
Banjir bandang dan banjir lahar dingin yang berasal dari Gunung Marapi, menerjang beberapa kawasan di Kabupaten Agam, Tanah Datar dan Padang Panjang pada Sabtu tengah malam. Tiga daerah tersebut merupakan daerah yang berada di kaki Gunung Marapi dan Gunung Singgalang.
Musibah pada Sabtu itu menyebabkan puluhan orang meninggal dunia dan belasan lainnya mengalami luka.korban meninggal saat ini berjumlah 41 orang. Data jumlah korban memang terus bergerak, karena proses pencarian terus dilakukan. Hingga siang ini, jumlah korban (meninggal dunia) 41 orang,“ kata Ilham kepada wartawan, Yang dicari ada 17 orang lagi, sesuai dengan laporan orang hilang yang masuk,“ tambah dia. Selain mengakibatkan korban tewas, banjir bandang juga memutus jalan utama Padang-Bukittinggi. Kondisinya saat ini terputus total, karena ambles di kawasan Air Terjun Lembah Anai.
Pantauan CNNIndonesia.com di lokasi, pada Senin siang terlihat sejumlah petugas dari Kementerian PUPR dan Hutama Karya Infrastruktur. Mereka melakukan pemeriksaan awal kondisi kerusakan dan struktur badan jalan. Diperkirakan, perbaikan jalan yang amblas ini akan memakan waktu panjang. Saat ini, arus lalu lintas dari Padang menuju Bukittinggi dan Riau dialihkan melalui jalur Sitinjau Lauik Solok, melalui Malalak ataupun melalui Kelok 44 di pinggir Danau Maninjau.
Banjir lahar dingin Gunung Marapi terjadi dan memporak-porandakan sejumlah wilayah di Sumatera Barat.Salah satu wilayah yang terdampak yakni Nagari Bukik Batabuah, Kabupaten Agam. Banjir lahar dingin ini menelan puluhan korban jiwa dan belasan orang masih hilang.
Seorang warga Nagari Bukik Batabuah, Nispawati (45) pun menceritakan detik-detik ia berhasil selamat dari arus deras banjir lahar dinginIa menuturkan, banjir lahar dingin mulai deras sejak Sabtu (11/5/2024) sore. Pas ketika saya selesai salat Magrib di rumah, air sudah mulai deras. Sudah ada juga warga yang memperingatkan agar berhati-hati,“ ujarnya, Minggu (12/5/2024). Tak lama kemudian, banjir semakin besar dan meluap hingga ke jalan-jalan.Ia bersama keluarganya pun tak bisa kemana-mana dan hanya berdiam diri di dalam rumah.„Kami tidak bisa keluar, kami terpaksa berdiam diri di rumah sambil melihat-lihat keluar apakah air akan masuk atau menerjang rumah kami,“ katanya.
Beruntung, ia dan keluarganya sempat mengantisipasi banjir dengan menaruh sejumlah karung pasir di depan rumah. Untungnya karung pasir yang kami pasang sebelumnya di depan rumah menghalangi air dan material lainnya masuk ke dalam rumah, karena sebelumnya rumah saya juga terdampak banjir bandang sebelumnya,“ lanjutnya.Ia menuturkan, air mulai surut pada Minggu (12/5/2024) sekira pukul 01.00 WIB.Sekitar jam satu air sudah surut, mungkin karena jembatan sudah tersumbat aliran mengalir ke area persawahan baru jalan bisa dilalui dan saya baru pergi mengungsi karena disuruh,“ ujarnya.Ia berharap agar bencana banjir lahar dingin tidak terjadi lagi dan meminta pemerintah untuk segera mengatasi permasalahan banjir lahar dingin tersebut.
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Suharyanto S.Sos., M.M., meminta kepada pemerintah daerah Provinsi Sumatera Barat dan seluruh unsur forkopimda agar lebih meningkatkan percepatan penanganan darurat bencana banjir dan longsor yang melanda 11 wilayah Kabupaten/Kota. Hal itu disampaikan Suharyanto saat memimpin Rapat Koordinasi dan Evaluasi Penanganan Banjir dan Longsor Provinsi Sumatra Barat di Kantor Gubernur Sumatra Barat, Kota Padang, Senin (11/3).
Percepatan penanganan darurat itu menurut Suharyanto adalah mulai dari pencarian dan pertolongan, bagaimana kebutuhan dasar masyarakat terdampak dapat dipenuhi sesegera mungkin hingga penanganan infrasturuktur dan lainnya. Terlebih apabila pemerintah daerah telah menetapkan status keadaan darurat, maka hal-hal yang menjadi prioritas utama demi keselamatan masyarakat harus segera dilakukan. „Jangan ada lagi kabar masih ada warga yang terisolir dan belum terpenuhi kebutuhan dasarnya. Jika masih ada banjir dan jalan terputus, segala macam cara harus bisa ditembus. Saya minta TNI/Polri, ketika ada kesulitan terkait medan dan jarak harus bisa menjadi pelopor. Kalau perlu TNI dan Polri pakai ransel berenang menembus banjir untuk memberikan bantuan,“ tegas Suharyanto.
Lebih lanjut, Kepala BNPB juga meminta kepada Pemda Sumbar agar segera mengajukan segala hal yang dibutuhkan untuk penanganan darurat, baik dari logistik, peralatan maupun dana operasional. Kepala BNPB mencontohkan, apabila memang dibutuhkan alat berat, maka segera dikerahkan. BNPB akan membantu dari segi anggaran operasionalnya. “Kalau masih ada yang butuh alat berat, segera didata dan diajukan. BNPB akan bantu anggarannya,” kata Suharyanto. Demi memaksimalkan segala daya dan upaya serta waktu agar lebih efektif dan efisien, Suharyanto menekankan perbaikan rumah dan infrastruktur yang rusak dapat segera mulai dilakukan secara paralel dengan tahapan penanganan darurat. (Maulana Ramadan Putra, Mahasiswa Teknik Pertanian Universitas Jambi).