SINTANG,KN—Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Sintang, Florensius Ronny bercerita panjang lebar soal problematika dunia pendidikan di Kabupaten Sintang di hadapan pengurus PGRI.
Ronny mengatakan sejak dipercaya menjadi Ketua DPRD Sintang, dia langsung berkoordinasi dengan seluruh pimpinan perusahaan sawit yang tergabung dalam Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI).
“Kemudian saya pernah minta data berapa total putra-putri sintang yang bekerja di perusahaan sawit. Semua laporan perusahaan menyebut di atas 70 persen bahwa putra-putri daerah kerja di sawit,” ungkap Ronny.
Tak puas dengan angka itu, Ronny lantas meminta data itu dibuka dengan jelas seberapa besar dan ditempatkan dibagian apa saja anak Sintang di perusahaan sawit.
“Karena saya cerewet, 70 persen saya buka lagi posisinya di mana, ternyata posisinya pokok di lapangan sebagai pemanen sampai tenaga harian. Kalau gitu sih masih terlalu sedikit, bagian administrasi ternyata masih kecil. Kalau kita bedah lagi ada ndak yang sampai asisten atau manager, ternyata juga sangat kecil,” kata Ronny.
Ronny melihat, minimnya SDM yang menempati posisi penting di sebuah perusahaan di Sintang bukan salah pihak perusahaan. Namun, dari sisi pemerintah juga belum menyiapkan SDM yang baik untuk bisa bersaing di lingkup perusahaan sawit. “Ternyata ketemu persoalan, satu sisi kita ndak bisa menyalahkan phak perusahaan kenapa tidak ada putra putrid kita yang sampai jadi manager,” jelasnya.
Legislator Partai Nasdem ini lalu berkonsultasi dengan Rektor Unka Sintang untuk bisa membuka jurusan pertanian dan perkebunan. “Lalu, saya meminta agar seluruh perusahaan sawit kemudian melakukan kerjasama dengan unka untuk memastikan seluruh anak unka yang pertanian perkebunan dapat diterima mulai dari magang di seluruh perusahan sawit,” katanya.