SINTANG, KN – Dr. Andar Jimmy Pintabar, Kepala Unit Pelayanan Teknis Daerah (UPTD) Puskesmas Tanjung Puri, menjelaskan bahwa puskesmas tersebut mengalami dampak signifikan akibat lonjakan kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) yang terjadi. Upaya pencegahan dan penanganan telah dilakukan sejak Juli 2023, namun masih dihadapi beberapa tantangan.
“Kami telah bergerak sejak Juli 2023 untuk mencegah meluasnya kasus DBD. Saat ada pasien DBD yang datang ke puskesmas, kami segera mengambil langkah antisipatif seperti Penyelidikan Epidemiologi (PE) DBD. Tantangan utama kami adalah pola pikir masyarakat yang cenderung mengandalkan foging sebagai solusi untuk mengatasi DBD,” terang dr. Andar Jimmy Pintabar.
Dikatakan bahwa masyarakat seringkali meminta fogging segera dilakukan ketika terdapat kasus DBD. Meskipun Puskesmas Tanjung Puri telah melakukan gerakan serentak pemberantasan sarang nyamuk sejak Juli 2023, masih banyak masyarakat yang tidak mau turut serta. Untuk mengatasi hal ini, puskesmas telah mengadakan lokakarya lintas sektor yang melibatkan kepala puskesmas, kepala desa, dan lurah guna meningkatkan kesadaran akan upaya pencegahan DBD.
“Pemberantasan sarang nyamuk secara masif adalah yang efektif. Saat kami melakukan PE di sekolah, ditemukan banyak jentik dan sarang nyamuk. Meskipun masyarakat lebih memprioritaskan fogging, kami yakin bahwa pemberantasan sarang nyamuk secara masif lebih efektif. Kami siap melakukan fogging jika diperlukan, tetapi ini harus didasari oleh hasil PE yang membenarkan langkah tersebut,” tambah dr. Andar Jimmy Pintabar.
Menanggapi kesulitan yang dihadapi, terutama terkait pasokan solar dan dana yang terbatas, dr. Andar Jimmy Pintabar menyampaikan kesiapan untuk menghadapi status Kejadian Luar Biasa (KLB) jika diperlukan. Namun, ia juga menyadari bahwa hal ini akan membawa konsekuensi tertentu. Di wilayah kerjanya, Puskesmas Tanjung Puri mencatat 79 kasus DBD dan telah melakukan tindakan PE serta fogging di 31 lokasi.
“Kami mengajak partisipasi masyarakat dalam upaya pencegahan DBD. Kadang kami menghadapi situasi sulit, seperti diminta fogging tanpa laporan kasus atau dihadapkan pada keterbatasan solar. Kami membutuhkan dukungan semua pihak agar upaya pencegahan ini dapat berhasil. Keterlibatan dan laporan masyarakat sangat berarti bagi kami,” pungkas dr. Andar Jimmy Pintabar.
(Rilis Kominfo Sintang)