PT. PLN wilayah Kalimantan Barat mengalami defisit listrik sebesar 20 MW – 30 MW sehingga tidak bisa memberikan layanan maksimal kepada masyarakat. <p style="text-align: justify;">"Beban puncak PT. PLN Wilayah Kalbar saat ini sudah mencapai 280 megawatt, namun karena saat ini beberapa pembangkit mengalami gangguan sehingga beban puncak berkurang. Ini yang membuat kita tidak bisa meksimal melayani masyarakat, dan kami meminta maaf atas hal tersebut," kata General Manager PLN Wilayah Kalimantan Barat, Hot Martua Bakara di Sungai Raya, Minggu.<br /><br />Untuk memaksimalkan layanan, pihaknya juga masih menunggu proyek-proyek pembangunan tenaga listrik yang saat ini sedang dibangun.<br /><br />"Saat ini kami juga sedang mengupayakan untuk segera merampungkan interkoneksi PLN dengan sistem kelistrikan dari Serawak, kami berharap semoga dalam bulan Desember ini bisa beroperasi. Rencananya untuk tahap pertama kami akan mendapat tambahan sekitar 50 MW dari Sarawak," tuturnya.<br /><br />PLN akan melakukan pemadaman singkat dibeberapa tempat, tepatnya pada waktu beban puncak yakni sekitar pukul 17.00 hingga 21.00 malam.<br /><br />"Kami upayakan persoalan ini secepatnya bisa diatasi. Kalau semua pengerjaan proyek PLN rampung dalam waktu dekat kita akan mendapat tambahan sekitar 50 MW," katanya.<br /><br />Dia menjelaskan, untuk Sistem Khatulistiwa dari Pontianak-Sambas diharapkan bisa semakin berkurang pemadaman yang akan dilakukan.<br /><br />Disinggung soal kesiapan PLN jelang puncak pelaksanaan Pilkada serentak di tujuh kabupaten di Kalbar, kata Hot Martua Bakara pihaknya akan mengoptimalkan aliran listrik terutama disetiap darah yang akan melakukannya.<br /><br />"Kami usahakan untuk tidak terjadi pemadaman, karenanya kami akan berkoordinasi dengan semua wilayah PLN terutama untuk suplai daerah yang melakukan Pilkada terutama saat perhitungan suara," kata Hot Martua. (das/ant)</p>
