Permasalahan Kelangkaan Tabung Gas Elpiji di Indonesia: Penyebab, Dampak, dan Cara Mengatasinya

oleh
oleh

ARTIKEL – Kelangkaan adalah keadaan di mana jumlah sumber daya yang tersedia tidak cukup
untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan manusia. Dalam konteks ekonomi, kelangkaan
terjadi karena sumber daya yang ada, seperti bahan baku, tenaga kerja, dan waktu, yang terbatas jumlahnya sedangkan permintaan terhadap barang dan jasa yang dihasilkan dari sumber daya tersebut sangat tinggi bahkan cenderung tak terbatas. Ini mengharuskan individu dan masyarakat untuk membuat pilihan tentang cara terbaik menggunakan sumber daya yang terbatas tersebut.

Lebih singkatnya kelangkaan terjadi jika ketersediaan barang di pasar tidak
mencukupi untuk memenuhi kebutuhan dari semua konsumen.

Kelangkaan yang terjadi di indonesia dapat disebabkan oleh beberapa faktor utama,
antara lain keterbatasan sumber daya alam, ketidakmerataan distribusi sumber daya yang
menyebabkan beberapa wilayah mengalami kelebihan sementara wilayah lain mengalami
kekurangan, pertumbuhan penduduk yang cepat sehingga meningkatkan permintaan terhadap
berbagai barang dan jasa, teknologi yang kurang maju sehingga dapat menghambat eksploitasi
dan pemanfaatan sumber daya secara efisien, kerusakan lingkungan, regulasi atau peraturan
pemerintah, konflik dan ketidakstabilan politik yang dapat mengganggu produksi dan distribusi
sumber daya, serta manajemen yang tidak efektif dalam mengelola sumber daya yang dapat
menyebabkan pemborosan dan ketidakefisienan produksi.

Kelangkaan sumber daya di Indonesia memiliki berbagai dampak yang cukup
signifikan, yaitu kenaikan harga yang baerdampak pada daya beli masyarakat dan inflasi, penurunan kesejahteraan dikarenakan masyarakat yang tidak dapat mengakses barang dan jasa penting akan mengalami penurunan kualitas hidup, pengangguran karena sektor industri yang bergantung pada sumber daya tertentu mungkin terpaksa mengurangi produksi atau menutup usahanya sehingga terjadi Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) dan berakibat pada peningkatan tingkat pengangguran, ketidakstabilan sosial karena dapat memicu ketegangan dan konflik sosial jika distribusi sumber daya tidak merata atau tidak adil, penurunan pertumbuhan ekonomi karena kelangkaan sumber daya menghambat produktivitas dan efisiensi ekonomi yang pada akhirnya mengurangi laju pertumbuhan ekonomi, kerusakan lingkungan karena upaya untuk mengatasi kelangkaan melalui eksploitasi yang dilakukan secara berlebihan dapat merusak lingkungan dan menguras sumber daya alam, peningkatan kemiskinan,
ketergantungan pada impor untuk mengatasi kelangkaan yang berdampak pada defisit neraca
perdagangan dan ketergantungan pada negara lain, dan penurunan investasi karena
ketidakpastian dan ketidakstabilan yang disebabkan oleh kelangkaan dapat membuat investoenggan menanamkan modal di Indonesia sehingga menghambat perkembangan
ekonomi jangka panjang.

Untuk mengatasi masalah kelangkaan di Indonesia, ada beberapa solusi yang dapat
diterapkan, yaitu dengan mengembangkan dan memanfaatkan berbagai sumber daya alternatif
untuk mengurangi ketergantungan pada sumber daya yang langka (diversifikasi sumber daya),
peningkatan efisiensi dan teknologi dengan mengadopsi teknologi canggih dan praktik
manajemen yang efisien untuk meningkatkan produktivitas dan mengurangi pemborosan
sumber daya, pengelolaan sumber daya yang berkelanjutan dengan menerapkan kebijakan
pengelolaan yang berkelanjutan untuk memastikan ketersediaan sumber daya bagi generasi
mendatang, pengembangan infrastruktur untuk memastikan distribusi sumber daya yang
merata dan mengurangi ketimpangan regional sehingga pendistribusian dapat berjalan dengan
baik, meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya penggunaan sumber daya yang
bijaksana dan pendidikan mengenai praktik pengelolaan sumber daya yang efisien,
melaksanakan program Keluarga Berencana (KB) dan kebijakan yang mendukung
pertumbuhan penduduk yang terkendali, melakukan upaya rehabilitasi dan konservasi
lingkungan untuk memperbaiki ekosistem yang rusak dan menjaga keberlanjutan sumber daya
alam, mendorong penelitian dan inovasi untuk menemukan solusi baru dalam pemanfaatan
sumber daya yang lebih efisien dan ramah lingkungan, membangun kerjasama dengan negara
lain untuk mengakses teknologi, dana, dan sumber daya yang dapat membantu mengatasi
kelangkaan, serta mengimplementasikan regulasi dan kebijakan yang ketat untuk
mengendalikan penggunaan sumber daya secara berlebihan dan memastikan alokasi yang
adil dan efisien.

Kelangkaan dalam berbagai sektor kebutuhan masih menjadi permasalahan ekonomi
serius yang sering terjadi di berbagai wilayah di Indonesia. Seperti yang baru saja terjadi pada April lalu, terjadi kelangkaan gas elpiji atau gas subsidi di Kota Semarang. Tidak hanya langka, gas bersubsidi tersebut harganya mengalami kenaikan hingga 30.000 per tabung. Padahal, jumlah pasokan ke daerah tersebut telah ditingkatkan sebanyak 128.000 tabung elpiji 3 kilogram di Kota Semarang, sedangkan konsumsi harian normal sebanyak 86.000 tabung.

Konsumen pun diimbau untuk bisa langsung membeli ke pangkalan yang terdapat papan nama
pangkalan LPG 3 kg untuk menurangi permasalahan sulitnya menemukan gas elpiji 3 kg.
Konsumen akhir elpiji 3 kilogram sejatinya adalah usaha mikro, rumah tangga miskin, nelayan sasaran, dan petani sasaran. Nelayan sasaran dan petani sasaran merupakan nelayan dan petani yang telah mendapatkan paket konversi dari pemerintah. Konsumen seperti usaha di atas level mikro dan rumah tangga tidak miskin tidak berhak menggunakan elpiji subsidi.

Inilah hal utama yang dapat mengakibatkan terjadinya kelangkaan elpiji subsidi
tersebut. Masih banyak konsumen seperti usaha di atas level mikro dan rumah tangga tidak
miskin yang turut membeli dan memanfaatkan gas elpiji subsidi tersebut. Padahal jumlahnya
telah ditetapkan dan diperhitungkan pemerintah untuk didistribusikan kepada orang-orang
yang berhak saja. Faktor lain yang dapat menyebabkan kelangkaan elpiji subsidi tersebut di Indonesia adalah dengan adanya keterbatasan infrastruktur distribusi termasuk kurangnya
fasilitas penyimpanan dan transportasi yang efisien dapat menyebabkan kesulitan dalam
mendistribusikan elpiji secara merata ke seluruh wilayah indonesia, peningkatan jumlah
pengguna elpiji baik dari rumah tangga maupun industri, serta praktik penyelundupan dan
penyalahgunaan elpiji bersubsidi oleh oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab dapat
mengurangi pasokan yang tersedia untuk masyarakat umum.

Contoh kasus kelangkaan gas elpiji 3 kg lainnya yang pernah bahkan sering terjadi di
Indonesia adalah kelangkaan menjelang hari raya atau hari-hari besar tertentu. Seperti
kelangkaan yang terjadi di Kecamatan Way Jepara, Kabupaten Lampung Timur, Lampung,
kelangkaan ini terjadi menjelang Hari Raya Idul Fitri 2024.

Tidak hanya masyarakat yang merasakan sulitnya mendapatkan gas elpiji 3 kg, bahkan pihak agen gas elpiji pun sulit mendapatkannya. Hal yang memungkinkan menjadi penyebab kelangkaan menjelang hari raya
tersebut yaitu terjadinya peningkatan konsumsidari masyarakat, panic buying, serta adanya perubahan regulasi dari pemerintah.
Menjelang hari raya tentunya hampir semua penduduk di wilayah tersebut jumlah
konsumsi terhadap gas elpiji meningkat berkali-kali lipat. Yang biasanya hanya digunakan
untuk memasak makanan sehari-hari, ketika menjelang hari raya harus memasak dalam jumlah
yang sangat besar. Ada pula masyarakat yang memanggang kue dengan oven dalam waktu yang
lama, namun bukan menggunakan kayu bakar/arang melainkan menggunakan kompor gas,
sehingga meningkatkan konsumsi gas elpiji.

Selain itu, hal yang menjadi penyebab kelangkaan
adalah panic buying. Dalam ilmu ekonomi, panic buying adalah fenomena dimana masyarakat
membeli satu jenis barang dalam jumlah yang sangat besar atau berlebihan karena ketakutan
akan keurangan pasokan di masa yang akan datang. Dalam hal ini masyarakat akan membeli
gas elpiji 3 kg dalam jumlah berlebihan karena sadar bahwa hampir semua orang membutuhkan
barang tersebut dalam jumlah yang banyak, sehingga ia khawatir tidak mendapatkan stok
barang ketika membutuhkan nantinya. Padahal justru hal ini yang mengakibatkan terjadinya
kenaikan harga secara drastis sesuai dengan hukum permintaan dan penawaran dalam ilmu
ekonomi. Selain dua hal yang telah disebutkan, ada satu hal lagi yang memungkinkan menjadi
penyebab kelangkaan yaitu regulasi pemerintah. Seperti yang kita ketahui bahwa gas elpiji 3
kg merupakan salah satu BUMN yang seluruh kebijakannya diatur dan ditetapkan oleh
pemerintah. Jika pemerintah menetapkan regulasi untuk mengurangi subsidi ke daerah tertentu
maka akan menimbulkan terjadinya kelangkaan di wilayah tersebut. Selain itu pula jika ada
perubahan regulasi terkait kegiatan distribusi gas elpiji 3 kg akan menghambat masuknya
barang ke daerah-daerah yang cukup terpencil.
Untuk mengatasi kelangkaan gas elpiji di Indonesia, ada beberapa solusi dapat
diterapkan, antara lain meningkatkan kapasitas produksi elpiji domestik dengan memperbarui
dan memperluas fasilitas produksi, mencari sumber pasokan elpiji dari berbagai negara untuk
mengurangi ketergantungan pada beberapa pemasok saja, membangun dan memperbaiki
infrastruktur distribusi, termasuk pelabuhan, fasilitas penyimpanan, dan jaringan transportasi,
melakukan pengawasan yang ketat terhadap distribusi dan penjualan elpiji untuk mencegah
penimbunan dan penyelundupan, menyusun kebijakan subsidi yang lebih tepat sasaran untuk
memastikan hanya masyarakat yang benar-benar membutuhkan yang mendapat manfaat,
melakukan kampanye kesadaran tentang penggunaan elpiji yang efisien dan hemat, mendorong
penggunaan sumber energi alternatif seperti listrik dan biogas untuk mengurangi
ketergantungan pada elpiji, mengawasi dan menegakkan peraturan yang ada untuk mencegah
penyalahgunaan dan penyelewengan.
Selain beberapa hal yang telah disebutkan di atas yang merupakan solusi yang dapat
dilakukan pemerintah untuk mengatasi kelangkaan, sangat diperlukan pula kerja sama dari
pihak masyarakat untuk mengatasi permasalahan tersebut. Hal yang dapat dilakukan oleh
pemerintah adalah meningkatkan kesadaran bahwa ia benar-benar berhak atau tidak untuk turut
memanfaatkan gas elpiji subsidi tersebut. Masyarakat juga perlu diberikan edukasi agar tidak
melakukan panic buying, yang dapat merugikan banyak orang atau juga diri sendiri karena
dapat menimbulkan kenaikan harga serta terjadinya kelangkaan. Hendaknya membeli barang
sesuai kebutuhan dan tidak dilakukan secara berlebihan. Selain itu juga masyarakat perlu
mengurangi ketergantungan pada gas elpiji dengan memanfaatkan penggunaan energi
alternatif. (Taufik Ardiansyah, Mahasiswa Teknik Pertanian Universitas Jambi).