Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan dan pemerintah pusat berkomitmen melanjutkan konversi minyak tanah ke gas pada sembilan kabupaten dan kota dari 13 kabupaten dan kota yang pelaksanaan konversinya tertunda. <p style="text-align: justify;">PLT Kepala BMPD Pemprov Kalsel Hermansyah Manap di Banjarmasin, Senin mengatakan, dari 13 kabupaten dan kota di Kalsel, saat ini baru empat kabupatan yang melaksanakan konversi pada akhir 2010.<br /><br />Namun pada 2012, pelaksanaan konversi tersebut terhenti karena proyek konversi untuk Kalsel dipindahkan ke Kalimantan Tengah tanpa penjelasan dari pemerintah pusat maupun dari PT Pertamina.<br /><br />Sejak Agustus 2011 pemerintah telah memberlakukan program konversi di empat dari 13 kabupaten/kota di Kalsel, meliputi Kota Banjarmasin dan Banjarbaru serta Kabupaten Banjar dan Balangan.<br /><br />Namun, pelaksanaan program nasional konversi gas ini banyak mendapat kendala di lapangan, sedianya pertamina menjadwalkan distribusi 650 ribu tabung gas 3 kg pada akhir 2010 dan selesai pada 2011, tetapi tidak mencapai target.<br /><br />Kegagalan program konversi tersebut diduga karena dilaksanakan tidak serentak, selain itu, sedikitnya ada enam stasiun pengisian gas yang dibangun di sejumlah daerah belum dimanfaatkan.<br /><br />"Melanjutkan program tersebut, kita telah berkomitmen untuk kembali menjalankan konversi pada 2013, sudah ada kesepakatan," katanya.<br /><br />Tentang berbagai persoalan pelakanaan konversi pada empat kabupaten yang telah berlangsung, menurut Herman kini telah diselesaikan dengan baik, dan hampir tidak ada persoalan yang berarti.<br /><br />Sebelumnya, sebagian masyarakat menolak melakukan konversi karena takut dan khawatir dengan berbagai pemberitaan tentang kompor gas yang meledak, sehingga sebagian masyarakat mengembalikan atau menjual tabung dan kompor gas tersebut.<br /><br />Namun kini, sebagian besar pedagang kecil, maupun rumah tangga mengaku memilih memanfaatkan kompor gas, karena selain lebih hemat juga lebih efektif untuk proses masak memasak.<br /><br />"Jauh lebih hemat menggunakan kompor gas daripada kompor minyak, selain itu panci juga tetap bersih," kata Sulaiman pedagang nasi goreng.<br /><br />Pernyataan yang sama juga disampaikan beberapa pedagang gorengan, pelaku industri kecil dan beberapa ibu rumah tangga. <strong>(phs/Ant)</strong></p>