SINTANG, KN – Bupati Sintang Jarot Winarno, melaunching ruang Mini Command Center (MCC), Aplikasi Sistem Berbasis Jari (SIBEJI) dan Videotron Taman Entuyut, di halaman Kantor Bupati Sintang, Selasa (15/12/2020).
Usai acara seremonial presmian, Bupati dan tamu udangan meninjau ruang MCC kemudian Bupati melakukan zoom meeting bersama Camat Sungai Tebelian, Camat Serawai dan Plt Kadis DPMPTSP Kabupaten Sintang untuk ujicoba ruang tersebut dan melihat proses akses aplikasi SIBEJI.
Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Sintang, Kurniawan mengatakan launching ruang MCC dan Aplikasi SIBEJI ini mengaju kepada dasar hukum sebagai berikut, yakni UU nomor 25 tahun 2009 tentang pelayanan publik, UU nomor 14 tahun 2008 tentang keterbukaan informasi publik, perpres nomor 95 tahun 2018 tentang sistem pemerintahan berbasis elektronik, perpres nomor 39 tahun 2019 tentang satu data indonesia dan permendagri nomor 70 tahun 2019 tentang sistem informasi pemerintahan daerah.
“adanya ruang MCC dan Aplikasi SIBEJI ini dimulainya langkah nyata Kabupaten Dintang menuju kabupaten smart city, upaya meningkatkan pelayanan informasi publik yang berkualitas open goverment serta mendorong pemanfaatan teknologi informasi yang lebih maksimal dalam proses pemerintahan dan pembangunan daerah”ujar Kurniawan.
Kurniawan menjelaskan, keberadaan MCC menjadi langkah awal penyediaan bigdata terkait Kabupaten Sintang. Dimana ruangan MCC ini berukuran 6×9 meter akan menyajikan visualisasi data dan informasi yang beragam dan lintas kelembagaan, melalui sebuah layar besar yang menyatukan delapan unit monitor TV LED yang masing-masing ukurannya 55 inc. Terdapat sistem manajemen data dan informasi pemerintah daerah yang terintegrasi didalam ruangan MCC ini.
“ruang MCC ini juga berfungsi untuk memantau situasi sintang secara realtime melalui layar cctv, saluran transmisi radio yang telah dipasang di empat titik yaitu di tugu Beji, tugu BI, tugu Adipura atau simpang lima, tugu Jam dan waterfront sungai durian”jelas Kurniawan.
Selain itu, lanjutnya, ruang MCC ini terdapat juga fasilitas vidoetron, yang menjadi simpul komunikasi virtual baik internal, eksternal pemerintah Kabupaten Sintang. Ruang MCC ini juga secara bertahap mulai membangun sistem pengaduan masyarakat melalui telephone manual dan telephone selular dengan nomor khusus yang akan di teruskan kepada seluruh OPD dengan harapan memudahkan agar mudah merespon segala laporan masyarakat.
Lanjut Kurniawan, di ruang MCC ini terdapat juga suatu aplikasi berbasis android yang di beri nama sistem informasi berbasis jari atau SIBEJI.
“nama SIBEJI ini sengaja kita ambil dari nama tokoh sejarah lokal sintang, yang mudah diingat dan menjadi penguat memori budaya lokal sintang dalam pembangunan daerah”paparnya.
Aplikasi SIBEJI ini selain memuat 28 kelompok informasi, juga mengkompilasi seluruh website OPD dan instansi vertikal terkait.
“sampai saat ini sudah ada 22 website OPD dan tujuh website instansi vertikal yang sudah tergabung dalam aplikasi sibeji”terang Kurniawan.
“sekarang aplikasi sibeji sudah bisa di unduh atau download di playstore yang ada di handphone android kita”tambahnya.
Selain melaunching MCC dan Aplikasi SIBEJI, kata Kurniawan, di launching juga videotron yang ketiga milik Pemerintah Daerah Kabupaten Sintang yang berada di ruang publik Taman Entuyut.
“sebagai baliho digital outdoor, videotron yang berukuran 2×4 meter ini, dengan ukuran p10 ini sangat bermanfaat untuk menyampaikan pesan dan informasi pemerintah kepada masyarakat sekaligus menjadi potensi PAD melalui retribusi daerah”ujar Kurniawan.
Kurniawan membeberkan, dapat dibangunnya MCC, aplikasi SIBEJI dan Videotron ini karena dukungan anggaran dari pemerintah daerah melalui dana insentif daerah tambahan, khususnya hadiah lomba inovasi daerah dalam penyiapan tatanan kenormalan baru produktif dan aman covid-19 yang mendapat juara 1 tingkat nasional bulan Juni lalu.
Bupati Sintang, Jarot Winarno, dalam sambutannya mengatakan diera distruksi teknologi dan digitalisasi sekarang ini, harta yang paling berharga adalah subset data dan realtime data. Karena menurutnya tidak ada daerah yang lebih unggul dari daerah lain kecuali yang punya data besar tetapi realtime kemudian bisa di pakai untuk pengambilan kebijakan.
“kalau kita punya data yang seperti itu, maka kita bisa membuat yang namanya evidence based atau database policy”kata Jarot.
Sebagai contoh dari evidence based atau database policy, jelas Jarot yakni kalau membicarakan status indek pembangunan desa, secara khusus untuk desa tertinggal, harus memiliki data tersebut. Sehingga kebijakan yang diambil bisa mengangkat desa yang tertinggal itu.
“Seperti dimana satu-satunya desa di Kabupaten Sintang yang masih sangat tertinggal ada di Kecamatan Serawai yakni Desa Sawang Senghiang. Sehingga kebijakan yang kita selenggarakan adalah agar satu-satunya desa sangat tertinggal tadi cepat kita angkat”jelas Jarot.
“Kemudian kalau kita bicara soal infrasturuktur sekolah, kita tahu 400 lebih SD yang ada itu problem utamanya rumah dinas guru, kita bisa tau berapa rumah dinas guru, berapa SD yang rusak dan mana yang harus di perbaiki terlebih dahulu. Itulah dinamakan evidence based atau database policy”terangnya.
Kemudian Jarot mengibaratkan pentingnya jejaring atau nerworking dalam pengelolaan data itu seperti we can not stand alone atau kita tidak bisa sendirian. Karena menurunya buat apa pegang data tapi tidak terkoneksi, jadi ada hal penting dalam sebuah data itu namanya networking atau jejaring.
“Gak ada gunanya data di OPD masing-maising lengkap akurat, tetapi tersembunyi, tidak terkoneksi dalam satu networking sehinga keberadaan MCC, aplikasi SIBEJI dan Videotron ini sangat penting membuat Kabupaten Sintang memilki bigdata yang akurat, realtime, kemudian terkoneksi ke jejaring networking”bebernya.
“sehingga kita bisa lihat, kalau saya bangun pagi mau tau harga cabe pakak berapa, lalu daging sapi berapa, baru liat data-data yang lain”terang Jarot.
Selain itu, Jarot juga mengingatkan para OPD harus memiliki scene emergency, bahwa kita hidup dalam suatu emergensi, misal untuk mengetahui situasi bencana alam dan juga bencana non alam sehingga bisa di tangani dengan cepat atau semuanya harus punya pemikiran tentang kegawatdaruratan.
“Kita perlu data daerah yang terkena bencana alam, untuk mengetahui kasus covid-19 di kabupaten sintang berapa dan lainnya, makanya MCC, apliasi SIBEJI, videotron di buat kita perlu data”imbuhnya.
Jarot juga berharap kedepan, dengan adanya MCC, aplikasi SIBEJI dan Videotron suatu saat Kabupaten Sintang ini demokrasinya berkualitas, aturan ditegakkan, kemudian lagi pertumbuhannya inklusif, semuanya harus sama-sama tumbuh, itulah cita-cita dari open goverment.
“Jadi apa yang kita lakukan hari ini adalah mendukung tercapainya keterbukaan informasi publik. Semua bisa melihatnya, diamana saja bisa melihat, transparan. Sehingga semua sama-sama maju kedepan”kata Jarot.
Sementara itu kata Jarot, anggaran adanya MCC, aplikasi SIBEJI dan Videotron Ini dananya dari hadiah pengelolaan covid-19 yang bagus, melalui lomba video tatanan kenormalan baru dan aman dari covid—19 yang di laksanakan oleh Pemerintah Pusat.
“kita dapat dua juara satu, satu juara tiga, jadi jangan publik nanti nanya kemana duitnya, ini salah satunya kita bikin MCC, kemudian karena pengelolaan baik juga, kita pernah dapat lagi dana insentif daerah tambahan juga, duitnya kemana, ya untuk ginilah kira-kira untuk meningkatkan kualitas penyelenggaraan pemerintahan daerah itu yang kita lakukan”tutupnya. (Wr)