Pemantauan Standar Poskesdes Desa Lubuk Tajau

oleh

SEKADAU – Pemerintah Desa Lubuk Tajau didampingi KOMPAS dan WVI, Proyek yang dibiayai oleh Uni Eropa bekerjasama dengan Pemkab Sekadau adakan Kegiatan, Suara dan Aksi Warga Negara untuk Kegiatan “Pemantauan Standar Poskesdes” desa Lubuk Tajau.

Tempat kegiatan di Aula kantor Desa Lubuk Tajau. Kegiatan dibuka oleh Sekretaris desa Lubuk Tajau Ayengk, Kamis (22/8/18).

Kasi Kesra Kecamatan Nanga Taman, Hery Waluyo’ katakan, di Kecamatan Nanga taman khususnya di desa Lubuk Tajau masih perlu penambahan tenaga kesehatan.

Dengan adanya kegiatan seperti ini kata dia, sangat membantu pemerintah dalam hal kesehatan.

“Saya minta agar semua program desa supaya diusulkan kepada pemerintah agar dimasukan atau dibahas pada Musrenbang Kecamatan, ” ucap Hery.

Berkaitan dengan kekurangan tenaga medis di desa, maka apabila ada yang berminat harus melamar ke Puskesmas terkait maka, Puskesmas akan menempatkannya di desa dan honornya dari desa. Artinya, petugas kesehatan bersangkutan adalah sebagai staff desa,” jelasnya.

Kepala Puskesmas Nanga Taman, Meri, Amd. Keb katakan, untuk Pustu yang ada di Kecamatan Nanga Taman belum ada dokter atau masih kekurangan tenaga medis. Sementara, seharusnya di semua Pustu harus ada perawat ada bidan dan ada dokter.

“Dengan kekurangan tenaga medis maka agak susah untuk kita memenuhi SOP,” ucapnya.

Program kedepan kata dia, tidak hanya mengobat yang sakit tapi juga akan ada promosi kesehatan. Dari petugas dilapangan nanti harus bisa memberikan rujukan kasus. Sehingga, apabila ada kejadian atau masalah kesehatan di desa jadi bisa bekerjasama dengan pihak Puskesmas.

Meri menambahkan, untuk pengobatan dasar, petugas lapangan diberikan pelimpahan wewenang. Namun, penanggungjawabnya harus dokter. Seperti demam panas dan pilek petugas lapangan bisa mengobati, tapi apabila sakit berlanjut maka harus koordinasi dengan dokter.

“Untuk posyandu, saya harapkan supaya ada kemajuan. Itu harapan kami dari Puskesmas,” harapnya.

Sekretaris Desa Lubuk Tajau Ayengk yang sekaligus membuka acara mengatakan, desa Lubuk Tajau masih kekurangan tenaga medis baik tenaga kontrak atau honor.

Oleh karna itu, nanti kami dari desa bisa berkoordinasi dengan pihak Puskesmas atau Dinas Kesehatan agar ada penambahan tenaga kesehatan yang honornya di alokasikan dari Dana Desa (DD).

Dengan adanya kegiatan pada hari ini, kami mohon pihak KOMPAS dan WVI juga bisa berkoordinasi dengan pihak Puskesmas dan Dinas Kesehatan karna desa Lubuk Tajau ada dua pasilitas kesehatan yakni Pustu di desa Lubuk Tajau dan Polindes di Sekotong.

Ia juga berpesan kepada petugas kesehatan nantinya agar jangan keluar masuk karna orang dikampung sangat membutuhkan tenaga medis.

Pasdes desa Lubuk Tajau, Emilius Osu mengatakan, dengan adanya arahan dan bimbingan dari dan KOMPAS, kini sanitasi air bersih berbasis masyarakat sudah dilaksanakan di desa kita.

Untuk saat ini, desa Lubuk Tajau urutan ke 4 Program “Open Defecation Free (ODF) atau tidak buang air besar sembarangan, dari 13 desa se-kecamatan Nanga Taman. Semua rumah sudah punya WC,” ujarnya.

Selain itu kata dia, kita juga mengajukan pendidikan anak PAUD karna sebelum ada kegiatan dan bimbingan dari WVI dan KOMPAS belum ada PAUD di desa Lubuk Tajau. Sekarang, PAUD sudah ada setiap dusun.

“Untuk tenaga honor guru PAUD tahun 2016 – 2017 masih 100 ribu per bulan, tahun 2018 ini honor naik 200 ribu per bulan yang di alokasikan dari Dana Desa (DD),” paparnya.

Ayengk menambahkan, untuk Posyandu sekarang masyarakat desa Lubuk Tajau sudah memahami manfaat dari Posyandu setelah adanya bimbingan dari Tim WVI dan KOMPAS.

Hadir dalam acar ini, para perangkat desa Lubuk Tajau, Ketua RT, Tim WVI dan KOMPAS serta peserta lainnya. (AS)