SINTANG, KN – Fraksi PDI Perjuangan Kabupaten Sintang mendesak Pemerintah Daerah melakukan operasi pasar imbas dari langkanya minyak goreng di Bumi Senentang.
“Kita khawatir ada permainan-permainan oknum tertentu yang memanfaatkan situasi dalam kondisi kelangkaan minyak goreng yang ada di wilayah kita ini,” kata Welbertus Anggota DPRD Sintang Fraksi PDI Perjuangan, Rabu 9 Maret 2022.
Menurut Wellbertus, masyarakat harus tau apakah memang pasukannya yang kurang ke Kabupaten Sintang atau justru adanya penimbunan yang dilakukan oleh oknum-oknum tertentu.
“Nah, kita sudah tau masyarakat sekarang dalam kondisi susah, terutama berkaitan dengan bencana Covid-19 melanda kita disini dan juga ekonomi terlalu belum terlalu pulih, ditambah lagi situasi ditempat kita ini dengan adanya kelangkaan minyak goreng. Masalah Ini harus segera diantisipasi oleh Pemerintah Daerah melalui instansi terkait agar melakukan operasi pasar secepatnya,” pungkasnya.
Sementara itu, masyarakat Baning Pantai, Ibu Yati mengatakan dirinya susah sekali mendapatkan minyak goreng.
“Banyak tempat yang sudah saya kunjungi bang, tapi tidak ada juga minyak gorengnya, apa masalahnya, padahal pabrik sawit kita banyak disini,” sesalnya.
Yati berharap Pemkab Sintang bisa mencari akar permasalahan kenapa minyak goreng bisa langka di Bumi Senentang.
“Pemerintah kita harap bisa gerak cepat mengatasi kelangkaan ini, karena semua masyarakat sangat merasakan dampak dari langkanya minyak goreng ini,” harapnya.
Sebelumnya, Pemkab Sintang sempat melakukan inspeksi mendadak di Distributor Wilmar CV Sarana Makmur Sentosa di Jalan MT Haryono.
Saat itu, Pimpinan perusahaan, Zul Susanto mengatakan bahwa berkurangnya pasokan minyak goreng terjadi sejak Januari 2022 yang lalu hingga sekarang.
“Kami memang distributor minyak goreng untuk Kabupaten Sintang dan Kabupaten Melawi. Masalahnya kita terkendala di stok. Pihak Wilmar juga membatasi pengiriman ke kami. Bulan Maret 2022 ini saja, kami baru mendapatkan kiriman 1.500 dus, dan sudah saya distribusikan merata, setiap toko saya kasih 5 dus saja. Saya sudah mengajukan untuk mendapatkan pengiriman kembali. Informasinya akan dapat pada tanggal belasan Maret ini,” terang Zul Susanto
Pihaknya, kata Zul memastikan pendistribusian merata. Dan per hari ini sudah habis stok. Terakhir dikirim ke Sepauk. Pesan pihak Wilmar, barang yang datang, harus habis dalam 1 x 24 jam. Jadi kalau minyak datang, langsung kami distribusikan dengan harga mengikuti harga pemerintah. Kami jual ke toko itu dengan harga modal untuk minyak goreng premium adalah 13 ribu per liter. Sehingga toko bisa jual 14 ribu per liter.
“Saya selalu ditelpon toko soal stok minyak goreng. Pihak Wilmar pernah menjanjikan 2. 250 dus per minggu, tapi kenyataan tidak seperti itu. Terjadi penundaan pengiriman. Tanggal belasan maret nanti akan tiba dari Surabaya sebanyak 1 kontainer minyak goreng atau setara dengan 16 ton atau 1.500 dus. Nanti kalau sudah datang, akan langsung saya distribusikan ke toko toko. Sejak kelangkaan ini, datang 1 truk, 2 hari langsung habis,” jelas Zul Susanto.
Dikatakan Zul, tidak semua toko merupakan pelanggannya. Ada juga yang mendapatkan kiriman dari Pontianak sesuai mitra mereka sehingga kalau ada yang mahal di toko, belum tentu minyak goreng tersebut berasal dari pihaknya.
“Kadang minyak goreng datang, tidak kami masukan ke gudang, tapi langsung turunkan ke mobil kecil dan didistribusikan ke toko. Saya selalu sampaikan informasi kekurangan stok minyak goreng di Sintang kepada pihak Wilmar. Kami selalu berkomunikasi dengan produsen,” tukasnya. (Fr/D2)