Konten lokal dinilai memiliki potensi yang luar biasa namun belum digarap secara maksimal. "Peluang bisnis operator telekomunikasi dengan menggarap konten lokal sangat besar," kata Director of Strategic Business Development Google Asia Pacific, Michelle Guthrie, di sela seminar "Indonesia ICT Outlook 2012: Resisting the Doomsday of Telco Players," di Jakarta, Rabu. <p style="text-align: justify;">Seminar yang menghadirkan sejumlah pembicara seperti Dirut Telkom Rinaldi Firmansyah, Dirut PT Indosat Harry Sasongko, Dirut XL Axiata Hasnul Suhaimi tersebut membahas fenomena meningkatnya peranan pelaku bisnis internet yang lazim disebut "over the top" (OTT) pada layanan telekomunikasi.<br /><br />OTT antara lain seperti BlackBerry dari Research in Motion (RIM), Skype, Google, Facebook, Twitter dan media sosial lainnya.<br /><br />Seluruh operator setuju bahwa geliat dan kehadiran OTT dapat mengancam bisnis murni operator telekomunikasi.<br /><br />Namun menurut Michelle, yang penting adalah bagaimana operator dapat menggenjot bisnis agar meningkatkan performa berkelanjutan.<br /><br />Ia menuturkan dari 17 juta perusahaan lokal yang terdaftar di Indonesia, kurang dari 75.000 yang memiliki website.<br /><br />Ditambahkannya, fakta lainnya 40 persen pencarian informasi lewat mobile internet ternyata masih berhubungan dengan konten lokal dengan lokasi yang spesifik.<br /><br />"Meski Indonesia merupakan negara terbesar keempat di dunia untuk pasar internet, tak lebih dari 1 persen konten di internet yang berbahasa Indonesia," ujarnya.<br /><br />Sementara itu Presiden Direktur PT XL Axiata Tbk, Hasnul Suhaimi menilai bahwa kehadiran OTT bukan ancaman namun merupakan peluang baru.<br /><br />Untuk itu Hasnul menyarankan agar pelaku usaha pada industri telekomunikasi di Indonesia harus secepatnya menyesuaikan diri agar terhindar dari kehancuran.<br /><br />"Sudah saatnya operator di Indonesia mulai menjajaki kerjasama dengan pemain OTT seperti Google, Facebook dalam satu paket konten jaringan," kata Hasnul.<br /><br />Ia menambahkan, merebaknya layanan OTT merupakan fenomena yang tidak terhindarkan.<br /><br />"Ketimbang bermusuhan lebih baik saling bergandengan, saling mengisi karena konten yang ditawarkan OTT memang lebih menarik," ujarnya. <strong>(phs/Ant)</strong></p>