Jakarta, KN – Anggota Komisi III DPR RI Santoso mengomentari keputusan Polri yang menetapkan Bharada E sebagai tersangka kasus tewasnya Nofriansyah Yoshua Hutabarat atau Brigadir J.
Legislator Fraksi Partai Demokrat (PD) itu merasa penetapan tersangka Bharada E menjadi awal bagi Polri dalam mengungkap kasus tewasnya Brigadir J.
“Penetapan Bharada E saya yakin awal dari Polri untuk mengurai siapa-siapa yang terlibat dalam kasus ini,” kata Santoso melalui layanan pesan, Kamis (4/8).
Polisi menetapkan Bharada E sebagai tersangka kasus penembakan Brigadir J.
Penyidik menggunakan sejumlah pasal untuk menjerat ajudan Irjen Ferdy Sambo itu.
Menurut Direktur Tindak Pidana Umum Bareskrim Polri Brigjen Andi Rian Djajadi, jerat untuk Bharada E ialah Pasal 338 KUHP tentang pembunuhan, Pasal 55 KHUP, dan Pasal 56 KUHP.
“Penyidik telah melakukan gelar perkara pada malam ini, saksi sudah kami anggap cukup untuk menetapkan Bharada E sebagai tersangka Pasal 338 KUHP juncto Pasal 55 KUHP dan Pasal 56 KUHP,” ujar Andi dalam jumpa pers di Bareskrim Polri, Jakarta Selatan, Rabu (3/8) malam.
Pasal 55 KUHP merupakan jerat untuk pihak yang turut serta melakukan tindak pidana. Dengan kata lain, Bharada E diduga ikut melakukan tindak kejahatan yang juga dilakukan pihak lain.
Adapun Pasal 56 KUHP merupakan sangkaan bagi pihak yang membantu kejahatan. Sangkaan itu mengindikasikan Bharada E membantu pihak lain dalam kasus penembakan yang menewaskan Brigadir J tersebut.(*)