Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Sintang, Senen Maryono mengatakan keterbatasan anggaran masih menjadi ganjalan utama promosi wisata Bumi Senentang. <p style="text-align: justify;">“Kami sulit mempromosikan pariwisata Sintang keluar daerah karena dana minim,” kata Senen.<br /><br />Secara umum, kata Senen, dana untuk Disbupar tahun ini mengalami peningkatan dibandingkan tahun lalu. <br /><br />“Namun, jumlah tersebut tetap masih kurang, karena banyak objek wisata Sintang perlu pembenahan,” kata Senen tanpa merinci jumlah anggaran yang dimaksud. <br /><br />Meski anggaran minim, ia mengatakan Disbudpar tetap berupaya mengoptimalkan dana yang tersedia. Contohnya di tahun 2013 ini dengan membangun sarana fisik untuk mendukung kawasan wisata alam Bukit Kelam. <br /><br />“Tahun ini, kami fokus pada penyediaan sarana bermain di Bukit Kelam, makanya kami membangun kolam renang baru untuk dewasa dan anak-anak. Saat ini, kolam renang masuk tahap finishing,” jelasnya.<br /><br />Rencananya, kolam renang tersebut akan diresmikan Bupati Sintang, Milton Crosby pertengahan Desember 2013. <br /><br />“Peresmian dilakukan sebelum Desember untuk mengejar musim liburan sekolah, libur Natal dan Tahun Baru. Biasanya, pada momen seperti ini kunjungan masyarakat meningkat,” ucapnya. <br /><br />Selain mengejar musim liburan, peresmian kolam renang juga dipersiapkan untuk menyambut persiapan rapat koordinasi tekhnis kepariwisataan se-Kalimantan Barat yang dipusatkan di Kabupaten Sintang.<br /><br />Kedepan, kata Senen, bila anggaran mendukung Disbudpar berencana membangun arena permainan anak. <br /><br />“Pembangunan ini berpotensi mendatangkan PAD yang cukup besar,” bebernya.<br />Tak hanya fokus pada sarana fisik, Disbudpar juga sedang melakukan pembinaan desa wisata yang berjumlah 6 desa. <br /><br />Desa tersebut adalah Merpak, Kebong, Ensaid Panjang, Nanga Pari, Sungai Buaya dan Sungai Lais. “Desa ini kami dorong untuk membuat souvenir dan menata desa.<br /> <br />Mengingat, desa-desa tersebut sudah mendapat bantuan dari Kementrian Pariwisata, ada yang menerima Rp 75 juta dan Rp 100 juta per desa. Uang tersebut langsung dikirim ke rekening desa,” pungkasnya.<strong>(das/Rzl) </strong></p>