Kepala Adat suku dayak Kenyah dan Dayak Kayan tiga kecamatan Telen, Kongbeng dan Muara Wahau kabupaten kutai timur kalimantan timur, Jim Zainul Juq menyesalkan kondisi hutan dikawasan itu habis terkikis. <p style="text-align: justify;">Sekarang ini hutan sudah habis digunakan untuk mengembangkan kelapa sawit dan tambang,sehingga tidak ada lagi tempat untuk binatang untuk berkemang biak.<br /><br />"Hutan habis ditebang untuk kepentingan manusia, sedangkan habitat hutan seperti burung dan binatang tidak ada lagi tempat untuk berkembang"kata Jim Zainul Juq, Selasa.<br /><br />Menurut dia kondisi sangat membahayakan bagi kelangsungan hidup binatang rusa, babi, monyet dan orang utan serta aneka jensi burung termasuk juga ratusan jenis pohon dan rumput akan punah.<br /><br />Sekarang ini sudah jarang kita melihat binatang, sudah sulit menyaksikan burung-burung. Hal ini karena tidak ada lagi pohon tempat mereka,semua sudah berubah menjadi kebun kelapa sawit dan lahan tambang.<br /><br />Keprihatinan juga dirasakan Ketua Kesenian Suku Dayak Miau Baru, Kajan, bahwa sejak dibukanya lahan perkebunan kelapa sawit, mengakibatkan burung dan binatang hilang dan sulit ditemukan.<br /><br />"Hampir semua jenis burung dan bitang saat ini sulit ditemukan, karena hutannya sudah habis"katanya, Selasa.<br /><br />Dikatakan Lajan, habisnya hutan diganakan untuk sawit dan juga tambang menurut kami suku dayak sangat berbahaya, karena dalam waktu tidak lama, banyak burung dan binatang berharga akan punah dari bumi.<br /><br />Banyak burung dan binatang akan punah karena tidak ada lagi tempat mereka untuk hidup dan berkembang seperti dulu.<br /><br />"Dalam kurun beberapa puluh tahun mendatang cucu kita hanya akan mengenal burung melalui cerita, tidak bisa lagi menyaksikannya"katanya.<br /><br />Oleh karena kedua kepala suku dayak Kenyah dan Kayan Muara Wahau, Kongbeng dan Telen ini berharap semua pihak memikirkan agar burung-burung dan binatang khas Indonesia tidak punah.<br /><br />"Itu harapan kami agar pemerintah dan terutama para pengusaha yang mengakabitkan hutan habis dan rusak supaya ikut bertangung jawab"katanya. (das/ant)</p>