Jembatan Putus, Warga Gunakan Rakit Untuk Menyeberang

oleh
oleh

MELAWI – Lagi-lagi warga Desa Sungai Bakah, Nyangai dan desa Bina Jaya terpaksa harus menyebrang menggunakan rakit,pasca jembatan Sungai Bakah yang putus dan tersereat arus air pada pukul 23.30 WIB Pada Senin malam (1/9) lalu. Jembatan tersebut putus ketika cuaca sedang hujan, sehingga membuat air sungai meluap dan kayu-kayu yang hanyut menghantam tiang pondasi jembatan tersebut hingga putus.

“Jadi Pada malam itu hujan tidak begitu deras, dan susana kampungpun sudah sepi karena hampir tengah malam. Belum lama hujan turun, suara jembaatan robohpun terdengar dan mengejutkan warga sekitar. Ketika dilihat badan jembatan tersebut sudah putus dan hanyutterbawa arus air,” ungkap Kepala Desa Sungai Bakah, Lutih Kadok, Rabu (10/3).

Lebih lanjut Ia mengatakan, sebelumnya jembatan tersebut sudah pernah nyaris putus. Namun pada tahun 2017 mendapat perehaban dari pemerintah dengan anggaran Rp. 190 jutaan. “Dan sekarang piutus dan roboh,” terangnya.

Ia mengatakan, saat inimasyarakat menyebarang menggunakan rakit. Sementara kendaraan roda empat milik warga yang sudah masuk kampung, terpaksa tidak bisa menyebarang sampai menunggu adanya jembatan.

“Jembatan itu akses utama dan tidak ada alternatif lain selain melalui jembatan tersebut. Jadi kita berharappemeerintah bisa segera membangun jembatan lagi dengan rangka baja dan dengan perencanaan yang lebih matang lagi,” pintanya.

Sementara itu, seorang warga Desa Sungai Bakah, Markus Bariang mengatakan, jembatan ini merupakan akses satu-satunya yang mengubungkan tiga desa yakni Sungai Bakah, Desa Nyanggai dengan Desa Bina Jaya. Saat ini ribuan warga disana membutuhkan perhatian Pemkab Melawi, segera membangun kembali jembatan ini, sehingga aktivitas warga tidak terganggu bahkan lumpuh.

Dia mengatakan, akibat jembatan yang terbuat dari rangka kayu dan lantai cor sepanjang 60 meter dan lebar 5 meter itu roboh, saat ini warga disana menyiapkan sarana penyebrangan alternatif berupa rakit seadanya.

“Kami meminta kepada Bupati dan Wakil Bupati Melawi beserta DPRD Melawi, agar secepatnya bisa merealisasikan pembangunan, agar aktivitas ekonomi masyarakat berjalan lancar,” terangnya.

Terpisah, Anggota DPRD Kabupaten Melawi, Kimroni, mengatakan pemerintah harus bisa memberikan tindakan cepat. Menurutnya, anggaran tanggap darurat bisa digunakan untuk melakukan tindakan cepat, yang disediakan untuk bencana alam.

Diungkapkan Kimroni, jembatan ini merupakan infrastuktur vital dan sebagai akses perekonomian warga sejumlah desa.

“Jadi wajar kini masyarakat merasa kesulitan, terutama transportasi setelah jembatan penghubung ini roboh,” ungkapnya. (Ed/KN)