SINTANG – Kepala Dinas Perdagangan dan Koperasi UMKM Kabupaten Sintang, Arbudin, menyatakan bahwa inflasi yang terjadi di Kabupaten Sintang bisa menjadi tantangan besar bagi perekonomian lokal. Oleh karena itu, perlu adanya respons kebijakan yang tepat untuk membantu masyarakat dan pelaku usaha menghadapi situasi ini.
Arbudin menjelaskan bahwa inflasi di Kabupaten Sintang mencapai angka 2,31 persen pada Oktober 2024, yang merupakan angka inflasi tertinggi di Provinsi Kalimantan Barat (Kalbar). Sementara itu, inflasi terendah tercatat di Kota Singkawang, sebesar 1,33 persen. Inflasi di kota-kota lainnya di Kalbar juga tercatat, antara lain Kota Pontianak dengan 1,57 persen, Ketapang 1,44 persen, dan Kayong Utara 2,09 persen.
“Inflasi ini tentu berpengaruh pada daya beli masyarakat dan biaya produksi pelaku usaha. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk bersama-sama mencari solusi agar dampaknya dapat ditekan,” ujar Arbudin pada 4 November 2024.
Berdasarkan data yang ada, sejumlah komoditas yang memberikan andil terbesar terhadap inflasi pada bulan Oktober 2024 antara lain adalah emas perhiasan, beras, Sigaret Kretek Mesin (SKM), minyak goreng, kopi bubuk, gula pasir, ikan baung, ikan nila, cumi-cumi, ikan tongkol/ambu-ambu, Sigaret Putih Mesin (SPM), bensin, Sigaret Kretek Tangan (SKT), dan sepeda motor.
Dalam menghadapi kondisi ini, Arbudin mengimbau masyarakat untuk lebih memilih produk lokal sebagai bentuk dukungan terhadap perekonomian daerah. Dengan berkolaborasi dan mendukung produk-produk lokal, diharapkan Kabupaten Sintang bisa mengatasi tantangan inflasi dan mempercepat pemulihan ekonomi.
“Pemulihan ekonomi membutuhkan peran serta semua pihak. Mari kita bantu ekonomi lokal dengan membeli produk-produk yang dihasilkan oleh pelaku usaha di Kabupaten Sintang. Dengan kerja sama ini, kita yakin Sintang bisa bangkit dan bersaing meskipun dalam kondisi inflasi yang menantang,” tambahnya.
Arbudin juga menegaskan bahwa Dinas Perdagangan dan Koperasi UMKM Kabupaten Sintang akan terus bekerja keras untuk mengurangi dampak inflasi dan memastikan keberlangsungan perekonomian daerah.
“Diharapkan upaya ini dapat memberikan dampak positif, meningkatkan ketahanan ekonomi, dan memperbaiki kinerja kami dalam menghadapi inflasi. Kami optimis Sintang dapat melalui masa sulit ini dan menuju pemulihan ekonomi yang lebih baik,” tutup Arbudin. (Rilis Kominfo Sintang)