SAMARINDA, KN – Pandemi Covid-19 masih menjadi ancaman dunia. Tak terkecuali Indonesia. Tapi investasi di Kaltim tetap tumbuh dengan baik.
Realisasi investasi, baik Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) maupun Penanaman Modal Asing (PMA) menunjukkan tren yg tetap positif.
Hingga triwulan II tahun 2022 realisasi investasi di Kaltim tembus mencapai Rp27.054.481.570.000 (Rp27 triliun) dari jumlah proyek 3.535 paket dengan jumlah tenaga kerja yang terserap 24.945 orang.
Jumlah tersebut terdiri dari realisasi PMDN mencapai Rp19.019.626.700.000 (Rp19 triliun) dari jumlah proyek 3.091 paket dengan penyerapan tenaga kerja 16.178 orang dan PMA Rp 8.034.854.870.000 (Rp8 triliun) dari jumlah proyek 444 paket dengan penyerapan tenaga kerja 8.767 orang.
“Alhamdulillah, kita masih bisa bangkit dengan realisasi investasi ini. Walau, dirasa kontribusi dari pusat ke daerah memang belum seberapa besar,” ucap Isran Noor baru-baru ini.
Selanjutnya, target realisasi investasi tahun 2022 ditetapkan pencapaiannya sebesar Rp54 triliun. Pada triwulan II (April-Juni) tahun 2022 ini tercatat realisasi investasi mencapai angka Rp12,1 triliun, dengan rincian realisasi PMDN sebesar Rp8,83 triliun (917 proyek) dan realisasi PMA sebesar US$ 227,5 juta atau sebesar Rp3,26 triliun (173 proyek).
Sementara, jika melihat realisasi investasi pada 2021 sejak triwulan I-IV atau Januari-Desember 2021, yaitu PMDN realisasi investasi Rp30.297.382.200.000 dari jumlah proyek atau paket 9.291 dengan tenaga kerja yg terserap 5.790 orang. Sementara PMA realisasi investasi Rp10.879.776.920.000 dari jumlah proyek 1.034 paket dengan tenaga kerja yang terserap 21.615 orang. Dari kedua realisasi tersebut, total realisasi investasi sejak triwulan I-IV mencapai Rp41.177.159.120.000 dari total proyek yg dilaksanakan 10.325 paket dengan penyerapan tenaga kerja mencapai 27.405 orang.
Maka dari itu, tidak menutup kemungkinan jumlah realisasi investasi sejak triwulan I-II baru mencapai Rp27 triliun, diyakini akan meningkat hingga akhir Desember atau triwulan IV.
“Kita berusaha bisa tercapai di akhir tahun. Karena saat ini, kurang lebih 40 persen sudah realisasi tersebut tercapai,” jelasnya.
Kabupaten Kutai Timur memberikan kontribusi paling siginifikan dengan nilai US$ 102,22 juta atau sebesar Rp1,46 triliun (44,93% dari total realisasi PMA), terdiri atas 30 proyek PMA. Kabupaten Kutai Kartanegara menjadi kontributor kedua yaitu mencapai US$ 35,00 juta atau sebesar Rp502,34 miliar (15,39%). Sedangkan Kabupaten Kutai Barat merupakan kontributor ketiga yaitu sebesar US$ 26,66 juta atau sebesar Rp382,62 miliar (11,72%).
Dari sisi penyerapan tenaga kerja Indonesia paling besar terdapat di Kabupaten Kutai Kartanegara yaitu sebanyak 3.846 orang, disusul Kabupaten Kutai Timur sebanyak 1.019 orang dan Kabupaten Berau sebanyak 627 orang. Total penyerapan tenaga kerja asing sebanyak 161 orang. Total penyerapan tenaga kerja Indonesia dan Asing selama periode triwulan II ini sebanyak 6.548 orang.
“Kita bersyukur, meski pandemi terjadi, tapi realisasi investasi masih tetap berjalan, termasuk investasi asing,” ucap Isran.
Sedangkan realisasi PMA berdasarkan sektor usaha, pertambangan mendapatkan tambahan investasi terbesar yaitu US$ 97,27 juta (Rp1,39 triliun) atau sebesar 42,76% dari keseluruhan realisasi PMA. Subsektor lain yang juga memberikan kontribusi cukup besar bagi investasi di wilayah ini adalah tanaman pangan, perkebunan dan peternakan yaitu sebesar US$ 46,44 juta (Rp 666,51 miliar) atau 20,42% dan subsektor industri makanan sebesar US$ 29,54 juta (Rp424,03 miliar) atau 12,99%. (jay/sul/ky/adpimprov kaltim)