Hatta Inginkan Penyaluran BBM Bersubsidi Tetap Dilakukan

oleh
oleh

Menko Perekonomian Hatta Rajasa menginginkan penyaluran Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi di daerah tertentu tetap dilakukan untuk mencegah konflik sosial, walaupun berpotensi meningkatkan kuota BBM bersubsidi yang telah ditetapkan. <p style="text-align: justify;">"Saya tetap beranggapan kalau tidak cukup tetap harus mengambil tindakan untuk menyuplai daripada `social force`nya tinggi," ujar Hatta di Jakarta, Rabu.<br /><br />Hatta juga menyadari bahwa untuk menambah kuota tidak mudah, karena volume BBM bersubsidi telah ditetapkan dalam UU APBN, dan hal tersebut harus didiskusikan terlebih dahulu antara pemerintah dengan DPR.<br /><br />"Kami menyadari memang tidak mudah bagi pemerintah ketika kuota itu adalah bagian dari UU APBN, sehingga pemerintah harus menjalankan. Jika kuotanya kurang maka harus menambah melalui pembahasan dengan dewan," katanya.<br /><br />Untuk itu, ia meminta masyarakat mulai menghemat konsumsi BBM bersubsidi dan mengimbau agar upaya pencegahan terhadap tindakan penyelewengan penggunaan yang masih terjadi di daerah harus dilakukan.<br /><br />"Kami juga harus menyadarkan masyarakat untuk berhemat, uang kita ini bukan tidak terbatas untuk membiayai sekian ratus triliun (subsidi), apalagi yang menggunakan itu mobil-mobil mewah," katanya.<br /><br />Hatta mengharapkan pemerintah dan DPR segera mengadakan rapat untuk mengatasi kelangkaan premium dan solar bersubsidi yang mulai terjadi serta mempertimbangkan dampak fiskal dari penambahan kuota.<br /><br />"Itu yang harus dibahas Menteri keuangan, Menteri ESDM dan Dewan. Kami tidak bisa begitu saja melampaui kuota, karena semua dana dalam APBN sudah teralokasi dengan baik," ujarnya.<br /><br />Sementara itu Menteri Keuangan Agus Martowardojo kembali menegaskan bahwa dirinya lebih menginginkan pengendalian BBM bersubsidi tetap dilakukan agar tidak melampaui kuota sebesar 43,5 juta kiloliter.<br /><br />Namun, ia memahami bahwa di beberapa daerah sedang dilakukan penyesuaian dan pengendalian tersebut ditiadakan karena menyebabkan kelangkaan BBM yang menyulitkan masyarakat.<br /><br />"Secara umum kami tetap menghendaki agar itu terkendali dan kuotanya tidak melebihi. Jadi yang saya bisa katakan bahwa kalau ada `policy` penyesuaian itu dimungkinkan, tapi secara umum kita harus kendalikan kuota," ujarnya. <strong>(phs/Ant)</strong></p>