FIM Memberikan Pelatihan Menulis Buku Kepada Siswa SMP di Pinoh

oleh
oleh

MELAWI – Coach dari Forum Indonesia Menulis (FIM) memberikan pelatihan menulis buku hingga terbit kepada 50 Pelajar SMP yang merupakan gabungan siswa SMP Negeri 1 Nanga Pinoh dan SMP Kristen Immanuel. Kegiatan tersebut menjadi bagian roadshow wisata literasi sekolah untuk seribu pelajar se Kalbar.

Kepala SMPN 1 Nanga, Theresia Idayani mengatakan, 32 siswanya dipilih secara khusus dari berbagai kelas oleh guru bidang studi Bahasa Indonesia. Mereka yang dianggap memiliki potensi dan bakat menulis mendapatkan kesempatan untuk mengikuti pelatihan. Apalagi selama ini memang belum ada siswa yang menerbitkan buku.

“Saya harap tentunya tak berhenti sampai pelatihan saja, tapi juga harus sampai mencetak buku. Menulis ini bisa menjadi profesi yang terhormat. Semoga nanti bisa meluas ke sekolah-sekolah lain sehingga semakin banyak anak yang memiliki hobi menulis, karena kemampuan ini harus terus diasah,” katanya, kemarin.

Khusus siswa SMPN 1 Nanga Pinoh, Theresia siap memberikan dukungan untuk penerbitan buku untuk lima siswa yang tercepat menulis. Mereka akan dibiayai untuk penerbitannya. Sedangkan sisanya akan dikomunikasi dengan orang tua, terkait biaya penerbitan buku yang tentunya lebih minim dari biaya percetakan buku umumnya yang bisa mencapai jutaan rupiah. “Orang tua yang anaknya punya bakat menulis itu bantu kembangkan bakatnya. Orang tua tentu harus bangga dengan kemampuan anaknya,” katanya.

Sementara itu, Seorang coach dari FIM, Ana Santi mengungkapkan Di Melawi baru digelar di SMP 1 Nanga Pinoh. Tujuan pelaksanaan, untuk pengembangan literasi. Kemudian menyambut iven hari ulang tahun kota Pontianak dimana nanti sebagai bagian persembahan, seribu pelajar mampu menghasilkan seribu buku.

Wanita yang merupakan mahasiswa IKIP PGRI Pontianak tersebut menjelaskan, awalnya kegiatan ini hanya akan digelar di Pontianak. Namun karena permintaan sejumlah sekolah lain di luar Kalbar, wisata literasi juga dilaksanakan di Sintang, Melawi dan Mempawah.

“Output pelatihan, penulisan buku sampai terbit, target nya sekolah punya buku ontologi. Bentuknya bisa kumpulan puisi atau cerpen. penerbitan buku ini nantinya dibiayai sekolah,” pungkasnya. (Ed/KN)