MELAWI – Pemerintah terus menggalakan peningkatan mutu pendidikan di daerah khusus dengan upaya mengadakan pertukaran Kepsek (Kepsek), yaitu antara Kepsek mitra dan Kepsek imbas. Melawi ada 6 Kepsek terdiri dari 4 orang Kepsek SD dan 2 orang Kepsek SMP, yang ditunjuk menjadi Kepsek imbas, untuk menjalani program tersebut, dan mendapat 4 orang Kepsek mitra atau sekolah maju dari pulau Jawa.
“Jadi mereka pertama mengikuti workshop selama 4 hari di Jakarta langsung berangkat ke sekolah maju yang menjadi tujuan, yakni berada di Pulau Jawa yaitu SMP di Jember dan dua SD di DKI Jakarta dan satu SD di Semarang. Jadi 6 Kepsek tadi sudah kesana selama lebih kurang 10 hari. Disana mereka menimba ilmu berkenaan dengan aspek manajerial, suvervisi dan kewirausahaan,” terang Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Melawi, Joko Wahyono ditemui di ruangan kerjanya, Senin (6/8).
Ilmu yang didapat nantinya, kata Joko, yaitu bagaimana menjadi manajer yang baik di dalam mengelola sekolah di daerah khusus atau daerah sangat tertinggal. Kemudian dari sisi aspek supervisi, jadi Kepsek itu adalah seorang supervisor, mengawasi proses belajar mengajar di kelas secara langsung yang dilakukan oleh guru.
“Maka mereka belajar menjadi supervisor yang baik di Jawa tadi. Kemudian yang 3 aspek kewirausahaan, dimana Kepsek diajarkan bagaimana sekolah bisa menghidupkan sekolahnya dan memberikan pendidikan kepada anak-anak ke depan anak-anak kita bisa menjadi orang yang mampu hidup di masyarakat. Aspek inilah yang ditukar atau diserap oleh Kepsek imbas di sekolah Mitra tadi,” ulasnya.
Kemudian, lanjutnya, pihaknya pada Senin 6 Agustus 2018, Kadisdik Melawi melepas Kepsek mitra yang datang dari jawa. Tiga orang Kepsek SD dan satu Kepsek SMP. Setiap orang wakili 2 sekolah. Pihak Kepsek mitra tersebut akan melihat kondisi di lapangan, apa yang terjadi, apa yang sudah terjadi dan apa potensiyang ada.
“Hasil itu nantinya akan mereka diskusikan bersama, sehingga mereka melakukan observasi, verifikasi, klarifikasi ddan menganalisis, lalu mendapatkan cara yang baik memajukan sekolah tersebut. Mereka di Melawi ini selama 7 hari 7 malam. Jadi mereka turun lansung ke sekolah-sekolah imbas tadi. SD imbas tersebut, kata Joko yakni di SD 7 di Kota Baru, SD Teluk Batu, SD Mang Raya, SD Batu Buil, SD Muhammadiyah Nanga Pinoh, dan SD1 Pinoh Utara. Kemudian SMP nya yakni SMP Muhammadiyah dan SMP Negeri 3 di Kebebu,” jelasnya.
Joko mengaku berterimakasih dengan adanya prigram tersebut, sehingga Kepsek bisa mendapatkan pengalaman dalam memimpin sekolahnya masing-masing, sehingga sekolahnya bisa ssejajar. “Jadi maknanya, sekolah imbas tadi bisa sejajar dengan sekolah-sekolah yang sudah maju, sehingga sekolah-sekolah tertinggal bisa ditangani dengan baik,” ucapnya.
Pertukaran Kepsek tersebut sudah dilaksanakan sejak tahun 2015. Dimana Melawi mulai mengikutinya sejak tahun 2016, 2017 dan 2018. Informasinya program tersebut akan berlanjut sampai 2020.
“Kriteria yang ditetapkan sebagai sekolah imbas, yang pertama terletak di daerah khusus, kemudian sekolahnya berpotensi untuk berkembang. Ini tidak kita usul tetapi Kemendikbud melihatnya dari data Dapodik. Dari aplikasi Dapodik tersebutlah Kemendikbud menunjuk. Nah inilah salah satu pentingnya Dapodik, karena semua sekarang kita bersumber data data Dapodik,” pungkasnya. (Ed/KN)