Anggota DPRD Kalimantan Selatan (Kalsel) H Achmad Bisung mengatakan, apa tindaklanjut dari puncak peringatan ke-14 Hari Nusantara tahun 2014 di Kotabaru, kabupaten paling timur provinsi itu? Senin. <p style="text-align: justify;">"Kalau cuma seremonial, sudah itu selesai, tanpa tindaklanjut, berarti puncak acara peringatan Harnus 2014 di Kotabaru, Kalsel, tak punya arti apa-apa," kata anggota Komisi II bidang ekonomi dan keuangan DPRD tingkat provinsi tersebut.<br /><br />Pasalnya, menurut anggota DPRD Kalsel tiga periode itu, anggaran untuk menghadirkan Presiden Joko Widodo atau Jokowi di "kota gunung bamega" Kotabaru (300 kilomter timur Banjarmasin), mungkin tidak sedikit.<br /><br />Oleh sebab itu, lanjut politisi senior Partai Demokrat tersebut, pengeluaran anggaran yang cukup besar menghadirkan RI-1, minimal harus mendatangkan manfaat yang seimbang. "Syukur-syukur kalau bisa lebih," katanya.<br /><br />Putra dayak Kalbar yang menjadi wakil rakyat Kalsel itu mencontohkan, permaslahan kelistrikan di provinsi yang terdiri atas 13 kabupaten/kota tersebut harus teratasi tuntas dari hasil kedatangan Presiden Jokowi.<br /><br />Begitu pula permasalahan lain dalam upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat "Bumi Perjuangan Pangeran Antasari" Kalsel khususnya, demikian Achmad Bisung.<br /><br />Sementara rekannya satu komisi H Bambang Priyono dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) berharap, kedatang orang nomor satu di republik ini ke Kotabaru, dapat meningkatkan perekonomian masyarakat Kalsel.<br /><br />"Terlebih bagi nelayan yang banyak tinggal di daerah pesisir Kalsel, seperti Kabupaten Kotabaru, Tanah Bumbu (Tanbu) dan Kabupaten Tanah Laut (Tala), bisa memanfaatkan sumber daya keluatan," tuturnya.<br /><br />Apalagi, menurut dia, pada tiga kabupaten yang berada di wilayah timur Kalsel tersebut memiliki kekayaan sumber daya keluatan dan perikanan yang cukup potensial.<br /><br />"Karenanya tidak salah kedatangan Presiden Jokowi ke kabupaten yang berbatasan dengan Laut Sulawesi, Selata Makassar dan Laut Jawa itu, sebagai bagian dari upaya membangun kembali kejayaan maritim," demikian Bambang.<br /><br />Puncak acara peringatan ke-14 Hari Nusantara tahun 2014 di "Bumi Sa-ijaan" Kotabaru itu disiarkan langsung Televisi Republik Indonesia, sehingga pemirsa juga dapat melihat yang terkesan janggal.<br /><br />Sebagai contoh ketika Presiden Jokowi meminta tampil beberapa orang nelayan dan menyebutkan nama-nama ikan laut serta potensi lain dari keluatan, tampak kurang berjalan lancar.<br /><br />Wartawan anggota Press Room DPRD Kalsel memantau lewat televisi berkomentar, mungkin karena spontan sehingga terjadi hal-hal yang kurang memuaskan, dan atau panitia tidak mempersiapkannya.<br /><br />"Betulkah yang berdialog dengan Presiden Jokowi itu, seorang nelayan? Kalau nelayan yang sering melaut, mengapa tidak hafal nama-nama ikan laut," ujar Sophian dari Barito Post dan Hakim dari RCTI. (das/ant)</p>