Upaya dalam melakukan pembersihan kota Nanga Pinoh dari sampah, hingga kini belum bisa maksimal, pasalnya banyak armada di Dinas Kebersihan, Pemadam Kebekaran dan Pertamanan (DKPKP) Melawi yang sudah tidak layak pakai. Hal tersebut diakui Kepala Bidang (Kabid) Kebersihan, Sonten. <p style="text-align: justify;">Menurutnya, armada kebersihan yang ada saat ini, hanya ada dua damtruk dan dua amrol container saja yang bisa digunakan. Sementara jika dibandingkan dengan luas wilayah yang harus di pembersihan, tentu masih sangat kekurangan.<br /><br />“Damtruk kita ada 5, termasuk yang hibah dari Sintang, dan yang bisa digunakan hanya 2 saja. pun baknya sudah pada bocor. Begitu juga dengan mrol container, yang ada itu 7 unit, namun hanya bisa pakai hanya 2 saja,” terangnya, ketika ditemui di kantornya, kemarin.<br /><br />Sonten mengatakan, meski sudah tidak layak pakai lagi, damtruk dan amrol yang rusak tersebut terpaksa harus tetap digunakan untuk memberikan pelayanan kebersihan kepada masyarakat, dank arena sudah tidak ada armada lainnya. Sehingga untuk menggunakan armada yang sudah tidak layak pakai tersebut, petugas kebersihan harus mendorong damtruk-damtruk tersebut untuk menyalakannya.<br /><br />“Jika tidak bersih, sampah berserakan kita yang disalahkan. Padahal mereka tidak tau persoalan kita ini kekurangan armada. Armada yang tidak layak tadi, untuk menyelakannya, setiap hari petugas kebersihan harus ikut mendorong mobil agar untuk menyelakannya,” ucapnya.<br /><br />Belum lagi bak damtruk yang sudah keropos hingga beerlubang-lubang. Sampah yang masuk bisa keluar lagi melalui lubang-lubang keropos tersebut. Bukan tidak ada upaya untuk menambal lubang yang keropos trsebut.<br /><br />“Lubang yang keropos sudah berulang kali ditambal dengan dilas. Namun yang namanya nobil sudah keropos dan tua, tetap saja berlubang lagi. Tambalan kita tidak brtahan lama. Sehingga berlubang lagi,” ucapnya.<br /><br />Untuk itu, Sonten berharap armada kebersihan ini bisa dianggarkan, dan perlu kerjasama yang baik antara legislative dan eksekutif untuk menganggarkannya. Sebab tanpa persetujuan kedua belah pihak ini, anggaran penambahan armada bisa tidak terealisasi. <br /><br />“Mudah-mudahan eksekutif dan legislative bisa mendukung apa untuk penambahan armada ini. Jika tidak ada armada kebersihan, kota ini tidak akan bisa bersih maksimal,” ucapnya sembari berharap. (KN)</p>