Malinau, KN – Jebolnya tanggul Tuyak, milik PT KPUC pada Minggu pagi (14/8/2022) membuat masyarakat Malinau Selatan marah. Menurut warga kemarahan mereka disebabkan oleh jebolnya tanggul Tuyak yang mengakibatkan air limbah mencemari Sungai Malinau.
Dihimpun dari berbagai sumber di masyarakat yang menyaksikan kejadian ini, mengungkapkan kronologis jebolnya tanggul tersebut. Sekitar pukul 05.00 pagi ketika masyarakat yang tinggal di Tanjung Nanga dan Langap, Kecamatan Malinau Selatan pulang kerja dan melintas di sekitar penampungan limbah Tuyak, tampak air deras meluap di sepanjang jalan.
Dari pinggir jalan, terlihat alat berat milik KPUC sedang berupaya menutup tanggul yang jebol. Ketika itu hari mulai terang dan masyarakat hendak berladang.
Namun, saat melintas di jalan tersebut, air limbah yang meluap dari tanggul semakin tidak terkendali. Warga pun heboh. Ratusan orang berkumpul di sekitar tanggul.
“Kita ngumpul karena memang tidak bisa lewat. Apalagi itu hari minggu, hari di mana masyarakat harus ke gereja,” kata Maralis seorang tokoh masyarakat yang menyaksikan kejadian tersebut.
Akibat luapan semakin deras dan suasana kian meresahkan, massa pun semakin banyak ingin mengetahui kejadian dan penyebab air meluap di jalan.
Operator Alat Berat Ketakutan dan Lari
Maralis kembali menceritakan, luapan limbah yang meresahkan warga kemudian mayoritas mengumpat para petugas alat berat KPUC yang sedang berupaya menutup tanggul. Karena air sangat deras, para petugas sangat sulit menutupi tanggul tersebut.
“Melihat massa semakin banyak, operator alat berat itu lari tunggang langgang. Kayanya dia ketakutan, padahal kami sama sekali tidak menghalang-halangi pekerjaan mereka,” ujar Maralis. Senin, (15/08/2022)
Setelah operator pergi, lubang besar yang menganga itu tidak tertutup. Perwakilan warga meminta kepada Salawati , Camat Malinau Selatan untuk menghubungi Kapolres Malinau.
“Kami sepakat menunggu Kapolres Malinau. Kenapa? Begini. Kami ini sudah berkali-kali dituduh merekayasa fakta. Jadi, biarlah Kapolres menjadi saksi, kalau tanggul Tuyak ini jebol,” lanjut Maralis.
Sementara, Camat Malinau Selatan Salawati yang kebetulan ada di lokasi, berinisiatif menghubungi Kapolres Malinau. AKBP Andreas Deddy Wijaya.
Diketahui, dari hubungan telepon tersebut Kapolres menyanggupi datang kelokasi.
Selama menunggu Kapolres itu, camat dan perwakilan warga berusaha menghubungi pihak perusahaan untuk mempersiapan alat berat menutup tanggul yang jebol.
Setelah para warga dan camat menunggu, Kapolres AKBP Andreas Deddy Wijaya tiba sekitar pukul 17.00 dan saat itu juga tanggul ditutup.
Terkait kejadian dan situasi yang disaksikannya, maralis membantah tuduhan jika warga memblokade tanggul atau menghalang-halangi operator alat berat KPUC bekerja.
“Semua sudah saya sampaikan saat di BAP di Polsek Malinau Selatan. Jadi, tanpa dihalang-halangin pun operator KPUC kualahan menutup tanggul. Jadi gak betul kalau ada yang menuduh kami memblokade,” tegas Maralis membela diri.
Untuk menjadi perungatan bagi warga masyarakat, akibat luapan air limbah akibat jebolnya tanggul Tuyak PT KPUC tersebut, saat ini, air limbah sudah menyatu dengan Sungai Malinau.
Jejak-jejak limbah pada hari ini masih terlihat di bekas tanggul. Yang paling mencolok limbah tersebut masih menggenang di Sungai Sidi.(*)