Dirjen : Potensi Air Payau Kotabaru Terbengkalai

×

Dirjen : Potensi Air Payau Kotabaru Terbengkalai

Sebarkan artikel ini

Direktur Jenderal Budi Daya Kementerian Kelautan dan Perikanan RI Slamet Subagiyo menyatakan sebanyak 9.500 hektare potensi air payau di Kabupaten Kotabaru, Kalimantan Selatan, masih terbengkalai dan belum digarap. <p style="text-align: justify;">"Jumlah tersebut merupakan potensi luar biasa yang perlu segera dimanfaatkan, dan potensi itu perlu kita kembangkan untuk budi daya bandeng, rumput laut dan udang. Inilah keistimewaan Kotabaru –yang begitu strategis dan dekat dengan pasar," ujar Slamet, setelah penebaran bibit udang Windu di Desa Sigam, Kotabaru, Minggu (14/12).<br /><br />Dia menjelaskan besarnya potensi air payau tersebut begitu menjanjikan keuntungan jika dioptimalkan, kalau saja per hektare menghasilkan enam ton udang, maka nelayan akan memanen 68 juta ton per tiga bulan.<br /><br />Dalam kesempatan tersebut Slamet mengingatkan dalam pemanfaatan lahan untuk budi daya ikan, hendaknya para nelayan tetap perhatikan lingkungan guna menjamin kelangsungan ekosistem, di antaranya dengan cara tidak membuang limbah olahan ke laut.<br /><br />Dalam pengelolaan limbah, kata dia, terlebih dulu nelayan menampung dan mengolah untuk menetralisir limbah, baru kemudian melepasnya ke laut. "Jadi nelayan jangan sampai membuang limbah tapi memanfaatkan limbah menjadi peluang seperti membuat pupuk, yang bisa menghidupkan plankton untuk konsumsi ikan seperti bandeng dan udang," katanya.<br /><br />Lebih lanjut, ia menjelaskan, untuk usaha optimalisasi potensi lahan tersebut, telah dibuat pola klaster, tiap klaster lima hektare. Pola klaster itu dimaksudkan untuk kebersamaan sistem tebar dan panen. sehingga tidak terjadi lagi over produksi pada satu waktu tertentu.<br /><br />"Selain itu, manfaat lainnya pola ini juga dimaksudkan untuk mencegah keluar masuknya penyakit yang dapat mengganggu budi daya para nelayan, karena dapat mengontrol penebaran, pemanenan dan pengendalian penyakit," katanya. (das/ant)</p>

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.