SINTANG, (Kalimantan-News) – Frater Sabinus Salfius Irianto ditahbiskan menjadi diakon di Gereja Paroki Salib Suci Nanga Tebidah Kecamatan Kayan Hulu pada 14 Juni 2017. Dan pada Jumat, 26 Januari 2018 di Gereja Kristus Raja Katedral Sintang, Diakon Sabinus Salfius Irianto ditahbiskan menjadi Pastor oleh Uskup Sintang Mgr. Samuel Oton Sidin, OFM. Cap didampingi 72 pastor.
Pentahbisan Diakon Sabinus Salfius Irianto menjadi imam baru dilaksanakan dalam sebuah perayaan ekaristi khusus yang dihadiri ribuan umat Katolik. Salah satu prosesi awal adalah penyerahan dari kedua orang tua Diakon Sabinus Salfius Irianto kepada Uskup Sintang untuk ditahbiskan.Uskup Sintang Mgr. Samuel Oton Sidin, OFM. Cap dalam kotbahnya menjelaskan bahwa kisah-kisah penggembalaan umat dalam Alkitab selalu menjadi bacaan dalam setiap pentahbisan seorang imam. “Injil secara tegas membicarakan Kristus sebagai penggembala yang baik bahkan sampai rela mati demi domba-dombanya.Diakon Diakon Sabinus Salfius Irianto memiliki moto imamatnya yakni Tuhan adalah gembalaku, takkan kekurangan aku. Saya yakin pemilihan moto ini karena pengalaman pribadinya selama ini” kotbah Uskup Sintang.
“Diakon Diakon Sabinus Salfius Irianto juga sadar bahwa dengan ditahbbiskan menjadi seorang imam, maka dia juga sudah menjadi seorang penggembala bagi umat. Tentu ada perbedaan antara seorang imam dengan penggembala. Tugas penggembalaan bisa saja dilakukan oleh seorang awam bahkan siapa saja. Untuk menjadi penggembala tidak harus ditahbiskan. Diakon Diakon Sabinus Salfius Irianto memilih untuk menjadi imam diosesan di Keuskupan Sintang. Bacaan injil hari ini, sudah menjelaskan ada panutan untuk menjadi gembala yang baik yakni Yesus Kristus. Menjadi Gembala yang baik selain rela mati demi dombanya. Dombanya juga mengenal dengan baik penggembalanya. Setiap Pastor dengan menerima tahbisan sadar bahwa dia sudah disatukan dengan Kristus melalui pentahbisan. Itulah yang membedakan seorang Pastor dengan umat biasa lainnya” terang Uskup Sintang dalam kotbahnya.
Uskup Sintang dihadapan seluruh umat juga menanyakan kesiapan diakon Diakon Sabinus Salfius Irianto untuk menyerahkan diri kepada Tuhan, memberitakan injil, dan menjalankan tugas dengan baik. Usai mengucapkan janji dihadapan Uskup Sintang dan disaksikan ribuan umat yang hadir, Diakon Diakon Sabinus Salfius Irianto juga mendapatkan tumpangan tangan serta doa dari Uskup Sintang dan 72 imam yang hadir. Dalam prosesi pemasangan pakaian imam, Uskup Sintang dibantu langsung oleh kedua orang tua Diakon Sabinus Salfius Irianto sebagai bentuk keikhlasan kedua orangtua melepas putranya menjadi seorang imam. Setelah prosesi pentahbisan selesai, Pastor Sabinus Salfius Irianto, Pr mendapat pelukan dan ucapan selamat dari Uskup Sintang dan 72 imam yang hadir.
Yustinus Sukardi Ketua Panitia Pentahbisan dan mewakili umat mendoakan dan mengharapkan agar Pastor Sabinus Salfius Irianto, Pr setia dalam pelayanan gereja. Sementara Pastor Sabinus Salfius Irianto, Pr menyampaikan bersyukur atas tahbisan imamat yang sudah dia terima. “awalnya ada kegelisahan yang saya alami sehingga memerlukan tuntunan Tuhan, keluarga dan rekan-rekan pastor. Akhirnya saya mampu menjalani proses pendidikan dengan lancar dan hingga hari ini saya bisa ditahbiskan. Secara khusus saya berterima kasih kepada Ibunda yang sudah berada di Surga. Keluarga dari Temanang Sepauk dan Sekadau yang bisa hadir saat ini” terang Pastor Sabinus Salfius Irianto, Pr.
Ibu Kensawa Perwakilan Keluarga Pastor Sabinus Salfius Irianto, Pr menyampaikan bahwa kita sudah menyaksikan seorang anak muda sudah ditahbiskan menjadi pastor baru. “Proses pentahbisan yang sudah berjalan hikmat dan lancar. Anak kami sudah menempuh pendidikan teologi dengan baik dan tuntas sampai layak ditahbiskan. Terima kasih kepada kedua orangtua Pastor Sabinus Salfius Irianto yang sudah dengan ikhlas melepaskan anak tunggalnya menjadi seorang imam dalam gereja Katolik. Tentu pihak keluarga memahami itu merupakan keputusan yang sulit namun mulia.Kami ingin mengingatkan Pastor Sabinus Salfius Irianto bahwa hari ini merupakan hari yang bersejarah bagi kami keluarga karena pilihan hidup menjadi imam memiliki konsekuensi seumur hidup. Berdoalah selalu dan ingat tujuan pentahbisan ini. Ingat janji imamat yang sudah diucapkan. Tetaplah setia pada janji imamat sampai maut menjemput” pesan Ibu Kensawa.
Uskup Sintang Mgr. Samuel Oton Sidin, OFM. Cap menyampaikan bahwa imam itu makhluk langka. “Untuk menjadi imam memerlukan waktu yang tidak singkat. Maka ketika mampu mencapai waktu pentahbisan, kita harus bersyukur. Banyak yang dipanggil tetapi sedikit yang di pilih salah satunya Pastor Pastor Sabinus Salfius Irianto.Terima kasih kepada keluarga yang sudah mendidik Pastor Sabinus Salfius Irianto sehingga dia tertarik menjadi seorang imam. Banyak orang yang terlibat sehingga Sabinus Salfius Irianto bisa menjadi seorang imam. Mulai dari guru, keluarga, orangtua, para Pastor, dosen dan umat umumnya. Perlu ketelatenan, ketekunan dan keikhlasan untuk menjadi seorang imam. Terima kasih atas bantuan siapa saja sehingga Pastor Sabinus Salfius Irianto bersedia menjadi imam. Terima kasih Pastor Sabinus Salfius Irianto yang sudah menyerahkan seluruh dirinya untuk Tuhan.
Mari kita dukung dan doakan Pastor Sabinus Salfius Irianto supaya setia dalam pelayanan sampai Tuhan memanggilnya. Kami sangat terbuka dan menerima anda. Kami bersukacita karena bertambah imam di Keuskupan Sintang ini. Beliau tidak bisa berjalan sendiri dalam menjalankan tugas tetapi memerlukan dukungan dari sesama Pastor dan seluruh umat. Mari kita jaga beliau, kita doakan beliau dengan serius dan tulus hati. Sebenarnya dari wajah dia ganteng seperti seorang bodyguard bahkan seperti bintang film tetapi Tuhan sudah memilihnya untuk menjadi pekerja di ladang Tuhan. Ini pengalaman pertama saya mentahbiskan seorang imam, dan saya bersyukur proses ini berjalan lancar dan penuh hikmat” terang Uskup Sintang. (*)
Biodata Pastor Sabinus Salfius Irianto, Pr
Kelahiran : Semitau, 15 Juni 1989
Orangtua : Bernardus Jalimin dan Kristina Rentani (Alm)
1994-1995 : Tk Santa Maria Sintang
1995-1997 : SDN Mambok Sintang
1997-1998 : SDN Nanga Mahap Sekadau
1998-2000 : SD Katolik Slamet Riyadi Sekadau
2000-2003 : SMP Santo Gabriel Sekadau
2004-2007 : SMAK Sekadau
2008-2009 : Tahun Rohani di Malang
2009-2013 : Sekolah Tinggi Filsafat dan Teologi di Malang
2013-2014 : Orientasi Pastoral di Paroki Santo Mikael Tanjung Baung
2014-2016 : Sekolah Tinggi Teologi Pastor Bonus Pontianak
2016-2017 : Pastoral di Paroki Salib Suci Nanga Tebidah
(Rilis Syukur Saleh, Umat Lingkungan Santo Andreas Paroki Kristus Raja Katedral Sintang)