SINTANG, KN – Sektor perkebunan menjadi salah satu andalan Kabupaten Sintang. Selain masih memiliki lahan yang luas, sebagian besar penduduknya merupakan petani tradisional. Salah satu komoditas perkebunan yang menjadi primadona bagi masyarakat di sana adalah kelapa sawit, selain juga karet.
Hingga saat ini, kelapa sawit menjadi komoditas yang terus berkilau. Pada dekade terakhir ini, kelapa sawit secara perlahan terus menjadi tanaman favorit petani, bahkan bagi para pemodal di kabupaten itu. Pengembangan perkebunan kelapa sawit ini dapat ditemui di hampir seluruh penjuru daerah itu. Kondisi ini memicu para petani setempat ikut beralih membuka perkebunan kelapa sawit karena tergiur dengan hasilnya.
Tak hanya itu, para pejabat dan orang-orang berduit di kabupaten itu juga terus berpacu membuka perkebunan kelapa sawit, termasuk pemodal luar daerah.
Dapat disimpulkan, kini pendapatan utama masyarakat di kabupaten itu mayoritas berasal dari hasil perkebunan kelapa sawit. Seiring dengan itu, pemerintah turut memberi andil untuk mempromosikan pembangunan perkebunan kelapa sawit sebagai salah satu upaya peningkatan ekonomi masyarakat.
Walau demikian, anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Sintang, Kusnadi berharap kondisi tersebut dapat menjadi perhatian pemerintah daerah. Tujuannya, agar tingkat kesejahteraan masyarakat petani sawit dapat jauh lebih baik.
Dipaparkannya, dengan kelapa sawit masih menjadi mata pencaharian warga untuk mendapat penghasilan bagi keluarganya, tentnya ini sangat bergantung pada tingkatan hasil produksi yang diperoleh maupun tingkat kestabilan harga jual,” ungkap Kusnadi.
Selain itu, kata Kusnadi, ada juga petani sawit yang minta agar pemerintah kabupaten memberikan kemudahan untuk mendapatkan pasokan bibit yang lebih unggul. Mengingat, para petani sawit sulit mendapatkan bibit kelapa sawit.
“Kondisi ini tentunya sangat mempengaruhi tingkat pendapatan petani itu sendiri. Terlebih saat harga jual Tandan Buah Segar (TBS) kelapa sawit tengah anjlok atau murah,” ungkapnya.
Karena itu dalam mengatasi permasalahan tersebut, Kusnadi meminta pemerintah daerah memberikan kemudahan bagi petani sawit dalam memperoleh pasokan bibit.
“Kami juga meminta agar tiap perusahaan yang menampung atau membeli TBS sawit dari warga agar tidak membeli dengan pematokan harga yang seenaknya yang bisa berdampak pada kerugian yang dialami para petani sawit di Kabupaten Sintang,” pungkasnya. (D2)