KPAUAS HULU, KN – Usai mengikuti pelantikan BPD di Kecamatan Boyan Tanjung, Bupati Kapuas Hulu, Fransiskus Diaan melanjutkan kegiatan di tempat yang sama dengan acara deklarasi program open defecation free (ODF) atau bebas buang air besar sembarangan. Senin, (12/4/2021)
Terkait ODF, Bupati Kapuas Hulu dalam sambutannya menyampaikan kepada masyarakat bahwa dari 282 desa/kelurahan yang ada di Kabupaten Kapuas Hulu, hingga bulan Maret tahun 2021 ini, baru 28 desa (9,9%) (14 Kecamatan) yang sudah layak menjadi desa ODF.
“Namun, akses sanitasi jamban sehat di Kecamatan Boyan Tanjung sebanyak 77,8%. Dengan kata lain Kecamatan Boyan Tanjung telah mampu mencapai 4 desa ODF sejak tahun 2018 hingga saat ini,” terangnya.
Politisi PDI Perjuangan itu menilai, deklarasi stop buang air besar di sembarang tempat atau ODF merupakan wujud pemberdayaan masyarakat desa, yang dengan kemandiriannya mampu merubah perilaku masyarakat menuju perilaku hidup yang lebih bersih dan sehat.
“Ada perubahan perilaku masyarakat kita yang cukup besar, dari masyarakat yang buang air besar di sembarang tempat menjadi buang air besar di jamban yang sehat. Hal ini merupakan bentuk komitmen yang tinggi dari masyarakat dalam upaya pencegahan penyakit berbasis lingkungan,” ungkapnya.
Dari komitmen hidup sehat oleh masyarakat Boyan Tanjung, Bupati Kapuas hulu kemudian mengucapkan selamat serta menyampaikan rasa terima kasih dan rasa bangganya kepada kepala desa dan seluruh masyarakat desa Nanga Betung, Desa Mujan, Desa Delintas Karya Kecamatan Boyan Tanjung yang telah berkomitmen untuk melaksanakan perilaku hidup bersih dan sehat melalui gerakan stop buang air besar di sembarang tempat atau ODF.
“Saya berharap agar prestasi ini dapat dipertahankan dan berkelanjutan agar seluruh masyarakat di desa ini tetap sehat dengan lingkungan dan kebersihan nya yang selalu terjaga,” tegasnya.
Bupati Diaan juga meminta Saya agar seluruh kepala desa yang ada di kecamatan lain yang ada di Kabupaten Kapuas Hulu kiranya dapat mencontoh prestasi yang sudah dilakukan oleh masyarakat Nanga Betung, Desa Mujan dan Desa Delintas Karya.
“Bila perlu lakukan study banding ke desa ini untuk belajar bagaimana cara melakukan gerakan perubahan perilaku dan kesadaran masyarakat menuju perilaku yang lebih sehat,” pungkasya. *(ygn)