ARTIKEL – Dakwah bagi umat Islam adalah sebuah keharusan untuk menjadikan masyarakat Islam lebih
kokoh dizaman sekarang. Era sekarang terlebih seluruh umat Islam tidak terlepas dengan adanya media
sosial. Dakwah mengambil peran penting dalam berlangsungnya tatanan masyarakat yang rukun,
damai dan tentunya sesuai dengan ajaran Islam. Pesan, pelaku dan sarana dakwah merupakan elemen
utama dalam proses dakwah. Pesan dakwah merupakan seluruh materi yang bersumber dari Al-Qur’an
dan Al-Hadits yang menjadi petunjuk dan sumber ajaran pokok agama Islam. Sehingga orang-orang
diharapkan mampu mengikuti perkembangan zaman ini supaya tidak tereliminasi oleh zaman. Sebagai
pemuda yang diharapkan menjadi pemimpin di masa selanjutnya kita harus bisa memanfaatkan
kemajuan digital untuk selalu mensyiarkan ajaran-ajaran agama Islam. Salah satu pemanfaatan aplikasi
digital untuk melakukan dakwah yaitu aplikasi Tik Tok. Meskipun banyak dampak positif untuk
berdakwah, kita sebagai generasi Islam yang bijak harus dapat meminimalisir penggunaan Tik Tok agar
tidak menimbulkan dampak negatif. Jika umat Islam
Dunia dari zaman ke zaman mengalami perkembangan yang sangat pesat. Hal ini tidak terlepas
dari semakin maju dan canggihnya teknologi, sehingga memberikan dampak bagi kehidupan manusia
yang mau tidak mau harus bergerak mengikuti perkembangannya agar tidak mengalami ketertinggalan.
Informasi-informasi tersebut menyebar dengan sangat mudah karena didukung oleh teknologi yang
canggih, banyak sekali jenis-jenis aplikasi yang digunakan oleh setiap orang di berbagai pelosok dunia.
Saat ini kondisi kebiasaan manusia dalam berinteraksi dan berkomunikasi telah mengalami banyak
perubahan. Berkat adanya perkembangan teknologi yang menggunakan basis ICT’s (Internet
Communication and Technology) yang pesat membuat model interaksi manusia mulai bergeser
menjadi serba digital (Raihan Rahmat,Mahasiswa Teknik Pertanian Universitas Jambi)
Melihat perkembangan teknologi yang semakin canggih dan hadirnya sosial media yang menjadi salah
satu wadah menerima dan menyebar informasi, sehingga terjadilah pergeseran cara mengetahui,
membaca, dan berbagi cerita. Tentunya menjadi suatu tantangan baru bagi para da’I yang biasanya
menyampaikan dakwah secara tradisional yakni dari tempat satu ke tempat yang lain. Kini para da’I
dapat menyampaikan dakwah dari berbagai tempat secara jarak jauh. Dakwah adalah sebuah hal yang
sangat urgent bagi umat
Aplikasi Tik Tok merupakan sebuah aplikasi yang memberikan efek spesial yang unik dan
menarik yang bisa digunakan oleh para pengguna aplikasi ini dengan mudah untuk membuat video
pendek yang keren dan bisa menarik perhatian banyak orang yang melihatnya. Aplikasi ini memiliki
ribuan hingga jutaan pengguna di seluruh penjuru dunia. Biasanya aplikasi ini berisi video-video
pendek dengan konten yang menarik dan memiliki ragam genre mulai dari konten makanan, fashion,
education, hingga konten-konten menarik lainnya yang semua ini dibuat dengan tujuan sebagai
hiburan.
Secara umum di dalam Tik-Tok terdapat berbagai macam fitur seperti fitur berupa teks
berjalan, musik, animasi dan video dengan durasi maksimal 3 menit. Menurut data dari Head of Public
Policy TikTok Indonesia, Eryastha, rata-rata rentang usia pengguna Tik-Tok di Indonesia adalah 14 – 24
tahun. Sebut saja generasi Y (millennial) dan Z (generasi dibawahnya), maka berbagai fitur di dalam
Tik-Tok tersebut dirasa sesuai dengan karakteristik usia muda yang cenderung selalu ingin
mengekspresikan dirinya dengan cara membuat konten kreatif.
Adapun peran milenial dalam dunia dakwah dianggap penting terutama dalam media yang
berhubungan dengan teknologi sangatlah besar peranannya. Hal ini kemudian menjadi peluang yang
besar bagi dunia dakwah. Dimana peran milenial dalam bidang dakwah diharapkan mampu
mengembangkan dan menyebarluaskan dakwah Islam ke berbagai penjuru dunia agar dikenal dan
dipahami bagi mereka yang mendengar dan melihatnya.
Setiap media sosial memiliki sistem alogaritmanya sendiri tanpa terkecuali aplikasi Tik Tok.
Fungsi utama alogaritma ini digunakan untuk mengatur arus informasi yang beredar di dalam sistem
mereka seperti mengatur konten yang ingin disampaikan ke pengguna dan lainnya. Lalu coba kita
bayangkan sejenak dengan sistem kerja aplikasi tersebut, jika anak di bawah umur atau remaja yang
masih identik dengan masa peralihan dan kelabilannya melakukan pencarian tentang konten negatif
yang awalnya mungkin hanya iseng, ingin tahu atau tidak sengaja lalu kemudian mereka akan di
“serang” oleh ribuan konten negatif karena ketidakpahamannya dan mereka menganggap konten
negatif tersebut adalah hal yang normal karena sudah biasa muncul di beranda akun mereka.
Dengan meningkatnya teknologi komunikasi, orang tua sangat diminta untuk lebih mengamati
perilaku anak mereka, terutama bagi orang tua yang memiliki anak di bawah umur atau remaja.
Namun, banyak orang tua lebih suka menghindari teknologi komunikasi karena berbagai alasan. Faktor
paling penting adalah usia dan kurangnya minat orang tua untuk mempelajari perkembangan
teknologi. Orang tua yang tidak memahami teknologi cenderung tidak mengawasi anak mereka saat
mereka menggunakan perangkat elektronik. Akibatnya, anak-anak lebih rentan terhadap serangan
konten negatif yang dibungkus dengan “normalisasi”, yang mudah ditemukan di berbagai aplikasi
media sosial. Salah satunya terlihat di aplikasi TikTok. (Raihan Rahmat,Mahasiswa Teknik Pertanian
Universitas Jambi)
Tiktok seharusnya hadir sebagai media untuk kreativitas remaja dan menjadi bagian dari
revolusi konten. Sayangnya, tujuan ini belum sampai pada generasi muda Indonesia karena
penggunaan TikTok di Indonesia banyak disalahgunakan, termasuk penampilan yang tidak sopan dan
bahkan beberapa sampai menjatuhkan harga diri mereka demi konten yang diposting di beranda FYP
(For Your Page) TikTok.
Dampak nya para remaja dapat menayangkan konten apapun secara bebas di aplikasi tiktok.
Maka dari itu konten yang di sajikan belum tentu sesuai dengan ajaran islam karena semakin banyaknya
konten yang sudah tersedia di Tik tok, sehingga para remaja susah untuk membedakan mana konten
yang baik, mana konten yang tidak baik untuk ditonton. Dampak positif dari penggunaan aplikasi tik
tok adalah memudahkan para da’I dan masyarakat untuk menyebarluaskan konten konten dakwah di
sosial media.
Di era modern saat ini, para remaja harus bisa memanfaatkan sosial media seperti halnya
aplikasi Tik tok, yang dimana didalamnya terdapat konten konten yang mendukung semangat islami
untuk berdakwah, maka konten tersebut bertujuan untuk membuat para remaja menyadari
bahwasannya konten islami juga sangat digemari oleh para penonton di aplikasi Tik tok, dengan
tayangan yang tidak membosankan dan sangat kreatif, contohnya video pendek yang didalamnya
diselipkan unsur humor atau kesenangan yang tetap berlandaskan pada ajaran islam.
Pertama, menunjukkan halhal mengenai syariah dalam Islam ditunjukkan dari postingan yang
berisi hukum membaca al-fatihah setelah imam/sebelum imam saat shalat berjamaah menurut imam
syafi’I, Hukum menjaga aurat bagi wanita dan lakilaki, hukum tayamum saat di pesawat dengan
menunjukkan kemudahannya juga, solusinya, dan lainnya. Ruang lingkup pesan syariah sesuai dengan
pesan dakwah yang dijelaskan pada landasan teori yaitu berkaitan dengan perintahperintah dalam
ajaran Islam dan penegakan halhal yang diwajibkan atau dilarang, sifatnya lebih general menyasar
seluruh umat Islam.
Kedua, menunjukkan halhal mengenai akhlak dan muamalah yang ditunjukkan melalui simbol
dan postingan yang menunjukkan ustaz Syam menggunakan pakaian modern, mengikuti zaman,
melakukan pemotretan, pro aktif menggunakan media sosial seperti generasi saat ini tetapi tetap
sesuai dengan akhlak Islam/akhlakul karimah. Kemudian postingan yang masih berkaitan dengan
akhlak atau moral yaitu pengetahuan mengenai dajjal dan hikmah yang bisa diambil untuk menjaga
akhlak, fenomena terbukanya aurat lakilaki kemudian ia mengingatkan kembali untuk menjaga,
menunjukkan akhlak persaudaraan yaitu tidak boleh iri, mendoakan daerahdaerah bencana dan masih
banyak lagi. Pesan mengenai akhlak atau moral dalam implementasinya bersifat personal, namun
memiliki nilainilai ajaran yang universal jika ditegakkan maka akan tercipta akhlakul karimah dan
terhindar dari pengaruh akhlak yang di luar akhlak Islam.
Ketiga, menunjukkan halhal mengenai aqidah dalam Islam yang disampaikan melalui feed atau
postingan yang berisi halhal sebagai berikut; menunjukkan cintalah kepada Allah yang abadi, bukan
berharap kepada makhluknya (fenomena anakanak saat ini yang menghalalkan apapun untuk
pasangannya dan ia menggunakan bahasa yang sesuai dengan anakanak masa kini dengan menyebut
bucin yang bermakna budak cinta). Kemudian postingan yang berisi penghayatan mengenai kematian
dari postingan mengenai syekh Ali Jaber, kapten Afwan (pilot Sriwijaya Air yang meninggal)
danmenghubungkan dengan salah satu ayat dalam Alqur’an bahwa kematian adalah taqdir Allah, dan
kita harus siap kapanpun kematian tersebut menjelang. Kemudian mengembangkan fitur filter yang
berisi Q & A (Question and Answers) dengan menjawab pertanyaan, “apakah agama selain Islam masuk
surga ?” dengan pendasaran dalil, sejarah dan hadis. (Raihan Rahmat,Mahasiswa Teknik Pertanian
Universitas Jambi)