Dahlan: Pengusaha Besar Tolak `Capping` Terlalu Manja

oleh
oleh

Direktur Utama PT PLN Dahlan Iskan menilai, pengusaha besar yang menolak pencabutan pembatasan atau "capping" kenaikan tarif dasar listrik maksimal 18 persen, sebagai sikap terlalu manja dan cenderung tidak menggunakan akal sehat. <p style="text-align: justify;">"Mereka hanya mau industrinya saja yang hidup dan membiarkan industri listrik kesulitan. Mereka minta terus dimanjakan dan dininabobokan," kata Dahlan Iskan di Jakarta, Sabtu (15/01/2011). <br /><br />Sementara, lanjutnya, industri lain yang sejenis dan jumlahnya lebih banyak, selama ini sudah membayar listrik dengan tarif yang normal atau tidak mendapat keistimewaan pembatasan (capping). <br /><br />"Kalau mereka beralasan pencabutan `capping` ini menurunkan daya saing, mengapa industri sejenis yang sudah membayar listrik dengan normal, kenyataannya selama ini tidak kalah bersaing," ujarnya. <br /><br />Dahlan menegaskan, kalau kemanjaan pengusaha itu tidak dilawan, maka bangsa Indonesia tidak akan maju. <br /><br />Menurut dia, industri listrik menjadi tidak akan berkembang dan pada akhirnya keseluruhan perekonomian mengalami kesulitan. <br /><br />Ia juga mengatakan, para pengusaha yang menolak "capping" itu juga menyuarakan seolah-olah keseluruhan industri bakal terkena dampak pencabutan "capping." <br /><br />Padahal, lanjutnya, industri yang terkena hanya sebagian kecil yakni industri yang selama ini mendapatkan kemanjaan berupa tarif listrik lebih murah dari industri sejenis lainnya. <br /><br />"Saya akan lawan kemanjaan ini," katanya. <br /><br />Ia menduga, daya saing ekonomi Indonesia menjadi tidak bagus, justru karena sikap mental manja pengusaha jenis itu. <br /><br />Karenanya, ia mengatakan, jika persoalan seperti "capping" itu tidak diselesaikan, maka akan terus menimbulkan penyakit yang parah di masa depan. <br /><br />Dahlan juga mempertanyakan, momentum pencabutan "capping" yang dikatakan pengusaha, tidak tepat. <br /><br />"Mereka selalu beralasan kuno seperti itu," katanya. <br /><br />Ia mencontohkan, ketika menjelang puasa, disebutkan momentumnya tidak tepat, menjelang tahun ajaran baru juga tidak tepat. Demikian pula, menjelang tahun baru, musim hujan, dan musim kemarau, selalu dikatakan momentumnya tidak tepat. <br /><br />"Mungkin menjelang ulang tahun mereka pun akan mereka katakan momentumnya tidak tepat," katanya. <br /><br />Bahkan, lanjut Dahlan, ada yang mengkaitkannya dengan harga cabai. <br /><br />"Mengkaitkan harga cabai dengan listrik ini sama sekali tidak logis," ujarnya. <br /><br />Dahlan juga mengaku tidak mengerti, ketika pelayanan listrik masih buruk, pelayanan lah yang dipersoalkan. <br /><br />"Tapi, ketika pelayanan sudah membaik, mereka persoalkan yang lain lagi," ujarnya. <br /><br />Sekarang ini, ia mengatakan, PLN sudah memberikan pelayanan listrik terbaik kepada pengusaha di Jawa. <br /><br />"Berapa pun besar daya yang diminta, kami akan layani dengan cepat," ujarnya. <strong>(phs/Ant)</strong></p>