Belum Genap 2 Tahun, GGD di Sintang Minta Pindah

oleh
oleh
Anggota DPRD Sintang, Welbertus

SINTANG KOTA – Terkait adanya perwakilan Guru Garis Depan (GGD) yang beraudensi dengan Bupati Sintang pada tanggal (22/10/2018) lalu dan meminta pindah tugas ketempat yang sama karena alasan keluarga, anggota DPRD Kabupaten Sintang Welbertus angkat bicara.

Anggota Komisi C ini keberatan jika pemerintah daerah mengabulkan permintaan tersebut, “Kita keberatan kalau pemerintah mengabulkan permohonan mereka karena sungguh tidak adil bagi guru-guru yang lain, coba bayangkan ratusan orang guru yang sudah lama mengajar dan minta pindah tapi tidak bisa pindah dan mereka GGD ini belum genab 2 tahun ditempatkan sudah minta pindah kan tidak adil,”Katanya pada media ini.

Politisi PDI Perjuangan ini juga membeberkan bahwa saat mendaftarkan diri sebagai GGD jelas sudah tahu dan paham syarat – syaratnya, jadi sudah menjadi resiko dan konsekwensi yang harus diterima.

“Jadi saya meminta supaya mereka sesuai sumpah janji serta komitmennya dalam menerima tugas ini dalam kurung waktu yang sudah ditentukan.” Pungkasnya.

Sebelumnya telah diberitakan bahwa Bupati Sintang, dr. Jarot Winarno menerima audiensi sejumlah Guru Garis Depan (GGD) di rumah dinas Bupati Sintang, Senin (22/10/2018) lalu.

Tinggal bersama keluarga tercinta adalah impian setiap keluarga. Berkumpul bersama, menjalani keseharian bersama menjadi keinginan yang juga diinginkan oleh para guru GGD yang terpisah karna tugas.ini sepenggal aspirasi yang disampaikan GGD tersebut dalam audiensi dengan pemerintah daerah.

Di Kabupaten Sintang ada 13 pasangan guru GGD yang mengalami kendala berkenaan dengan hal ini. Bersama-sama mereka berudiensi dengan pimpinan daerah. Bupati bersama dengan Kepala Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kabupaten Sintang, Palentinus menyimak berbagai kondisi keluarga dan harapan para guru GGD.

“Pada dasarnya kita mengerti kondisi teman-teman GGD sekalian, namun perlu saya ingatkan bahwa ada batasan yang bisa kami lakukan di daerah,” katanya lagi.

Orang nomor satu di Sintang itu lalu menjelaskan bahwa untuk pasangan yang terpisah antar desa atau antar kecamatan yang ada di dalam Kabupaten Sintang, niscaya pemerintah daerah melalui BKPSDM Kabupaten dan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Sintang akan membantu menguruskan pertukaran atau perpindahan.

Proses tersebut akan dibantu fasilitasi dan pemetaan formasi oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Sintang. Sekali lagi Jarot menegaskan bahwa proses tersebut memerlukan waktu, kata Jarot.

Sementara bagi pasangan yang suami atau istrinya berbeda kabupaten disarankan untuk berkonsultasi dengan Badan Kepagawaian Daerah di tingkat provinsi. Sedangkan pasangan yang tempat tugasnya berbeda provinsi, direkomendasikan untuk beraudiensi ke Badan Kepegawaian Negara di Jakarta.

“kalau kita dari Pemda, bisalah mendampingi atau memberikan surat pengantar untuk teman-teman yang mau beraudiensi menanyakan kemungkinan dan informasi terbaru dalam hal ini,” kata Jarot.

“ah, saya saja yang beda Negara pun bise jalan, masak kian pisah kota pun nak ngeluh, “candanya.

Slamet Riyadi salah satu guru GGD mengungkapkan bahwa telah cukup banyak alternatif yang coba diusahakan oleh teman-teman GGD untuk bisa bersatu dengan keluarganya. Ada yang sudah mencoba menghubungi sekolah-sekolah terdekat di tempat tugas masing-masing pasangan. Kondisi ini pun sudah dibahas dan didiskusikan bersama dalam forum guru-guru GGD.

“Kita perlu sekali arahan dari pihak pemerintah daerah agar langkah yang kita tempuh dapat sesuai dengan regulasi dan protokoler yang ada,” kata Slamet mewakili teman-temannya.

“selain memang ada harapan kita, sedikit bantuan dari pemerintah untuk menindaklanjuti pendekatan personal yang telah kita upayakan, melalui komunikasi intens dengan pihak-pihak sekolah terkait,” tambahnya lagi.

Slamet yang juga datang bersama istri dan anaknya menyampaikan bahwa untuk dirinya, ia berharap boleh pindah ke desa di dekat tempat tugas istrinya. Slamet saat ini ditempatkan di Nanga Bayan ingin pindah karna mempertimbangan di tempat tugasnya memiliki jumlah guru PNS yang lebih banyak dibanding di tempat tugas istrinya.

“meskipun tempat saya lebih nyaman dibanding istri, tapi demi bisa berkumpul bersama dengan mereka (istri yang juga guru GGD dan putri semata wayangnya) ia lebih memilih tempat yang lebih terpencil.(ssi)