Askiman: Sawit Merupakan Sektor Unggulan di Sintang

oleh
oleh

SINTANG – Wakil Bupati Sintang, Drs. Askiman, MM menghadiri peluncurna program menuju

sertifikasi – penguatan peran petani dalam implementasi kelapa sawit berkelanjutan di Kabupaten

Sintang tahun 2018 di My Home Hotel, pekan lalu.

“keberadaan perkebunan sawit di Kabupaten Sintang merupakan salah satu sektor unggulan,” kata

Askiman. “kita harapkan sektor ini dapat menjadi penopang menguatnya daya saing daerah dan

meningkatnya kesejahteraan masyarakat,” tambahnya.

Menurut Askiman konsep kelapa sawit berkelanjutan menjadi sangat relevan untuk diterapkan. Apalagi

dengan adanya 3 prioritas kebijakan pemerintah dalam tata kelola perkebunan sawit memang wajib di

dukung oleh daerah, yaitu program sertifikat Indonesian sustainable palm oil system (ISPO),

peremajaan lahan dan penyelesaian konflik lahan.

“pengelolaan kebun kelapa sawit berkelanjutan itu pada prinsipnya mengacu pada pemahaman tentang

pengelolaan industri sawit ramah lingkungan,” kata Askiman. “proses pengelolaan tersebut juga tetap

mengukur nilai manfaat ekonomi dan sosial bagi masyarakat,” pungkasnya.

Irwan Gunawan, Direktur Kalimantan WWF-Indonesia menyampaikan bahwa Provinsi Kalimantan Barat

memegang peranan penting sebagai produsen minyak sawit terbesar di Pulau Kalimantan. Secara

statistik, perkebunan kelapa sawit di Kalbar mencakup areal kurang lebih seluar 1.455.182 hektar.

Sebagian besar dioperasikan oleh petani kelapa sawit dan petani kecil yang memiliki sekitar 25 persen

dari total luas lahan tertanam.

“kita (WWF.red) dan HSBC pada 30 Juni 2014 telah menandatangani kesepakatan memperkuat platform

petani kecil menuju praktik kelapa sawit lestari termasuk untuk yang petani di Sintang,” kata Irwan.

“Program ini sudah berjalan dan sedang diseminasi proses serta pencapaian dari program tersebut

kepada para pihak di Sintang,” urainya.

Irwan menegaskan bahwa HSBC dan WWF terus berkomitmen untuk membantu petani swadaya kelapa sawit di

Sintang. Bentuk komitmen tersebut adalah melanjutkan kerja sama dalam mendukung petani swadaya yang

tergabung dalam Koperasi Produksi Rimba Harapan untuk tiga tahun ke depan.

“Tujuan utama intervensi tiga tahunan ini adalah memberdayakan petani kelapa sawit swadaya

mendapatkan sertifikasi RSPO dan ISPO,” kata Irwan. “Selain itu, program ini menyasar penguatan

ketahanan ekonomi bagi anggota koperasi dengan mengidentifikasi dan membangun rencana bisnis untuk

pendapatan alternatif yang berkelanjutan,” tambahnya.

“Hal lain yang tak kalah pentingnya dari program ini adalah mempertahankan dan meningkatkan dukungan

dari pemerintah daerah,” kata Irwan lagi. “Selain itu, meningkatkan pembelajaran dengan

mendokumentasikan proses secara komprehensif yang akan disebarluaskan untuk digunakan sebagai alat

promosi praktik perkebunan kelapa sawit berkelanjutan,” tutupnya. (Hum)