Pemerintah Kabupaten Murung Raya, Kalimantan Tengah akan menggelar ekspos rencana tata satuan pemukiman dalam persiapan memperluas lokasi transmigrasi di kawasan Desa Bahitom, Kecamatan Murung. <p style="text-align: justify;">"Ekspos rencana tata satuan pemukiman (RTSP) dilakukan untuk mendapat persetujuan pemerintah pusat tentang perlunya dibuka kembali lahan, sekaligus mendatangkan transmigran baru yang kami rencanakan 2012," kata Kepala Dinas Sosial, Transmigrasi dan Tenaga Kerja Murung Raya (Mura), Pujo Sarwono di Muara Teweh, Senin. <br /><br />Menurut Pujo, lokasi transmigrasi atau satuan pemukiman (SP) 2 yang akan dibuka nanti seluas 2.000 hektare berada di sekitar kawasan transmigrasi yang ada sekarang (SP 1) dihuni ratusan kepala keluarga warga transmigran dari luar Pulau Kalimantan dan penduduk setempat. <br /><br />Lokasi yang akan menampung 400 KK itu nanti, kata dia, merupakan lahan hibah dari masyarakat setempat, sehingga perluasan lokasi ini mampu dihuni lebih banyak lagi warga transmigrasi. <br /><br />"Jadi lahan sudah siap dan sudah disurvei, tinggal mensosialisasikan kepada masyarakat setempat guna memastikan status tanah hibah itu, sehingga di kemudian hari tidak ada permasalahan," kata Kepala Bidang Pengembangan Transmigrasi, Budiman, menambahkan. <br /><br />Budiman menyebutkan, sebelum dilakukan perluasan pihaknya memprogramkan perubahan gambar atau redesain lokasi transmigrasi tersebut. <br /><br />Saat ini, kata dia, lokasi transmigrasi di sarana pemukiman (SP) I seluas 1.214 hektare telah dihuni sebanyak 200 – 250 KK, dan untuk pengembangan di SP II nanti mampu menampung 400 KK. <br /><br />"Kami akan mengusulkan kembali kepada pemerintah pusat untuk mendatangkan kembali warga transmigrasi dari warga lokal dan luar Pulau Kalimantan," katanya. <br /><br />Pembukaan lokasi transmigrasi di kabupaten paling pedalaman Sungai Barito ini sudah dilakukan sejak tahun 2008 lalu, dan telah ditempati sebanyak 200 KK, yakni 100 KK masyarakat lokal dan 100 KK transmigran asal Nusa Tenggara Timur, Lampung Utara, Kebumen, Tanggerang dan Jakarta. <br /><br />Kemudian pada 2009 kabupaten yang kaya akan sumber daya alam berupa tambang emas, batu bara dan kayu ini menambah kembali penghuni lokasi transmigrasi tersebut sebanyak 100 KK, dengan menempatkan transmigran dari Lampung Utara dan Kebumen, Jawa Tengah masing-masing 25 KK, ditambah 50 KK warga setempat. <br /><br />"Para transmigrasi ini sudah menjalankan aktivitasnya seperti bertani padi, sayuran, perkebunan karet dan ternak ," jelasnya. <br /><br />Bahkan dijadwalkan pada Februari nanti sebanyak 81 KK warga transmigrasi di kabupaten paling utara Kalteng ini menggelar panen raya perdana tanaman padi ladang atau padi gunung seluas 43 hektare. <br /><br />Tanaman padi ladang yang dikembangkan warga transmigrasi pada musim tanam Oktober – Maret 2010/2011 itu, kata dia, varietas lokal dan unggul nasional yaitu talun dan situbagendit yang memang cocok ditanam di kabupaten paling utara Kalteng ini. <br /><br />Saat ini warga transmigrasi juga mengembangkan tanaman sayur-sayuran di antaranya lombok, buncis, terong, sayur manis dan kacang panjang. <br /><br />Hasil pertanian masyarakat tersebut mampu memenuhi kebutuhan sayuran bagi warga Puruk Cahu di samping pasokan dari luar daerah lainnya. <br /><br />Di samping itu, ratusan kepala keluarga transmigrasi itu mulai tahun 2010 telah mengembangkan tanaman karet seluas 225 hektare. <br /><br />"Kami harapkan perkebunan karet ini mampu meningkatkan perekonomian warga trans, selain mengusahakan sayur-sayuran dan hasil pertanian lainnya," kata dia. <strong>(das/ant)</strong></p>