Oleh: Saskia Khairunnisa
Mahasiswa Politeknik Statistika STIS
Keadaan geografis dan sumber daya alam yang sangat memadai untuk pengembangan tanaman karet, membuat tanaman karet menjadi salah satu komoditas perkebunan yang terkenal di Kalimantan Barat.
Luas areal perkebunan karet di Kalimantan Barat sendiri pada tahun 2017 mencapai 366.897 Ha atau 10,043% dari total keseluruhan luas areal perkebunan karet di Indonesia (Sumber: Statistik Pertanian Indonesia 2018). Sebagian besar lahan karet merupakan perkebunan karet rakyat.
Produktivitas karet di Kalimantan Barat juga terus mengalami peningkatan dari tahun 2013 hingga tahun 2017, dimana pada tahun 2013 produktivitasnya sebesar 833 Kg/Ha dan pada tahun 2017 mencapai 889 Kg/Ha (Sumber: Statistik Pertanian 2018). Angka produktivitas yang cukup tinggi, membuat Kalimantan Barat mampu mengekspor karet kemanca negara.
“Karet masih menjadi komoditas ekspor unggulan di Kalimantan Barat, tahun lalu saja (2018) karet menyumbang lebih dari setengah total nilai ekspor komoditas pertanian, ” ujar Kepala Badan Karantina Pertanian, Ali Jamil di salah satu siaran pers yang dipublikasikan oleh Badan Karantina Pertanian.
Meskipun begitu, terjadi penurunan volume ekspor di tahun 2018. Pada tahun 2017 ekspor karet mencapai 115 ribu ton atau senilai US$ 210 juta, sedangkan pada tahun 2018 ekspor karet hanya mencapai 40 ribu ton atau US$ 55 juta (Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi Kalimantan Barat).
Turunnya ekspor karet di sebabkan oleh harga karet internasional sedang merosot, oleh karena itu menahan ekspor karet menjadi upaya untuk mengatasinya. Nyatanya, cara ini tidak begitu efektif menaikkan harga.
Beberapa solusi telah diajukan Gabungan Perusahaan Karet Indonesia (GAPKINDO) dan Kementerian Perhubungan guna meningkatkan harga jual karet di pasaran, antara lain:
Produksi karet biasa digunakan untuk pembuatan alat – alat fasilitas keselamatan lalu lintas seperti: traffic cone, water barrier, roller barrier, hingga spee bump.
Aspal karet. Aspal karet mampu membuat umur jalan lebih lama 50 persen. Dampaknya, pemerintah bias menghemat anggaran. Dana yang di hemat tersebut bias digunakan untuk membangun jalan lebih banyak lagi.
Penggunaan karet pada pintu – pintu air sekunder dan tersier.
Meningkatnya produktivitas karet di Kalimantan Barat juga belum bias dibilang hal yang baik, karena angka produktivitas ini masih berada di bawah rata – rata produktivitas karet di Indonesia.
Dapat dilihat pada grafik rata – rata produktivitas karet Indonesia berada di atas produktivitas Kalimantan Barat. Meski sempat terjadi penurunan pada tahun 2014, produktivitas karet kembali meningkat pada tahun 2016.
Rendahnya produktivitas karet di Kalimantan Barat disebabkan oleh banyaknya tanaman karet tua yang sudah tidak mampu memproduksi karet secara optimal. Cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan produktivitas lahan karet Kalimantan Barat adalah dengan melakukan reboisasi, yaitu menebang tanaman karet yang telah tua dan menggantinya dengan tanaman karet muda.