Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Barat mencatat sepanjang Januari hingga September 2013 terdapat 212 kasus gizi buruk dengan angka kematian sebanyak tujuh kasus. <p style="text-align: justify;">Kepala Seksi Gizi Dinas Kesehatan Provinsi Kalbar, Hendri Hadad di Pontianak, Selasa mengatakan, angka gizi buruk itu mengalami penurunan dibanding tahun 2012 yakni 346 kasus dengan tujuh kematian.<br /><br />Ia melanjutkan, kasus gizi buruk terbanyak terjadi di Kabupaten Ketapang dengan 31 kasus. Kemudian Kota Pontianak 30 kasus, Kabupaten Kapuas Hulu 24 kasus, Kabupaten Pontianak 23 kasus, Sanggau 23 kasus, Kubu Raya 21 kasus, Sambas 19 kasus, Landak 11 kasus, Melawi 9 kasus, Bengkayang tujuh kasus, Sekadau enam kasus, Kota Singkawang lima kasus, dan Kayong Utara tiga kasus.<br /><br />Ia menambahkan, dari 14 kabupaten dan kota di Kalbar, hanya Kabupaten Sintang yang tidak tercatat memiliki kasus gizi buruk.<br /><br />Hendri Hadad mengatakan, untuk mencegah kasus gizi buruk, salah satunya agar orang tua aktif pergi ke posyandu. "Tujuannya agar kesehatan anak terpantau. Kita tidak ingin anak-anak yang lahir, kondisinya gizi buruk," kata Hendri Hadad yang juga Wakil Ketua Persatuan Ahli Gizi Indonesia Provinsi Kalbar.<br /><br />Saat ini, ujar dia, Dinas Kesehatan Provinsi Kalbar telah memiliki program untuk memberi penyadaran kepada masyarakat mengenai pentingnya asupan gizi ketika hamil dengan tujuan agar anak-anak yang lahir nantinya bisa berkualitas.<br /><br />Salah satunya melalui poster yang dapat menggambarkan dua sisi anak yang tumbuh dengan perawatan dan sebaliknya. "Kader atau petugas dapat menjelaskan apa yang ada di poster tersebut, bagaimana anak tumbuh dengan gizi baik dan bagaimana anak tumbuh dengan gizi yang kurang baik," ujar dia.<br /><br />Ia menjelaskan, ada berbagai keuntungan kalau ibu hamil mendapat asupan gizi yang baik. Diantaranya, bayi tumbuh cerdas dan produktif, tumbuh kembang optimal, rasional dan memiliki prestasi baik ketika remaja serta mendapat pekerjaan layak, produktivitas tinggi dan mapan ketika dewasa.<br /><br />Selain itu, Dinas Kesehatan Provinsi Kalbar juga telah membentuk tim khusus untuk menekan angka gizi buruk. "Tugasnya, petugas kesehatan melatih kader-kader posyandu dan kader ini yang menjemput bola, bagi masyarakat yang tidak datang ke posyandu," kata Hendri Hadad.<br /><br />Ia berharap, ke depannya, anak-anak yang lahir di Kalbar tumbuh cerdas dan tidak bermasalah. "Itu yang menjadi konsentrasi kita," katanya. <strong>(das/ant)</strong></p>