Pembangunan terkait usaha swasembada pangan harus dilakukan melalui program lintas sektoral, kata anggota Komisi IV DPR-RI yang membidangi pertanian, Habib Nabiel Al Musawa dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS). <p style="text-align: justify;">"Tanpa lintas sektoral sulit mencapai swasembada pangan, walau bagaimanapun usaha Kementerian Pertanian bersama jajaran," tandasnya sebelum menemui konstituen di Kabupaten Tanah Laut (Tala) Kalimantan Selatan (Kalsel), Kamis.<br /><br />Pasalnya, lanjut wakil rakyat asal daerah pemilihan (dapil) Kalsel itu, banyak pihak yang harus terlibat dalam upaya swasembada pangan, terutama yang berada di bawah Menteri Koordinator Perekonomian.<br /><br />Sebagai contoh untuk pencetakan sawah dalam upaya menunjang peningkatan produksi padi, mau tidak mau harus melibatkan Kementerian Pekerjaan Umum serta Badan Pertanahan Nasional.<br /><br />Selain itu, melibatkan Kementerian Kehutanan kalau lahan untuk pencetakan sawah tersebut berada dalam kawasan hutan, sehingga perlu pelepasan dan atau izin pinjam pakai.<br /><br />Begitu pula untuk menunjang tingkat produktivitas, misalnya memerlukan pupuk, sehingga harus melibatkan Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN), karena perusahaan pupuk di Indonesia berada di bawah Kementerian BUMN.<br /><br />Sementera Kementerian Pertanian berkaitan dengan penyediaan benih/bibit unggul sehingga produktivtas tetap terjaga dan terus meningkat, lanjut alumnus Institut Pertanian Bogor (IPB) Jawa Barat (Jabar) itu.<br /><br />Dalam kaitan swasembada dan ketahanan pangan nasional, dia menyarankan, perlu diversifikasi konsumsi, jangan ketergantungan pada satu komoditi saja, misalnya beras.<br /><br />"Memang kebutuhan akan beras di Indonesia dalam dekade puluhan tahun terakhir cukup besar, yaitu pada Tahun 2010 mencapai 95 persen dan sebelumnya cuma sekitar 50 persen masyarakat kita yang makan nasi beras," ungkapnya.<br /><br />"Sebagai contoh ketika saya masih duduk di bangku sekolah dasar dalam pelajaran disebutkan, makanan pokok orang Papua adalah sagu, tapi kini sudah banyak makan nasi dari beras," lanjutnya.<br /><br />Contoh lain, kalau tempo dulu atau puluhan tahun lalu, makanan pokok masyarakat Madura Jawa Timur (Jatim) adalah jagung, tapi belakangan pada umumnya, juga sudah berganti dengan nasi, tambahnya.<br /><br />"Kerja lintas sektoral dalam upaya mempertahankan swasembada pangan juga berlaku di ‘Bumi Perjuangan Pangeran Antasari’ Kalsel yang sudah mengalami surplus," demikian Habib Nabiel.<br /><br />Keberadaan Habib Nabiel Al Musawa di Kalsel dalam melaksanakan masa reses, 8-16 Agustus 2011, untuk menemui konstituen dan sekaligus menyerap aspirasi guna kemajuan pembangunan daerah dan masyarakat Kalsel. <strong>(phs/Ant)</strong></p>