Dinas Kesehatan Kabupaten Landak Kalimantan Barat menargetkan penurunan angka kematian ibu melahirkan menjadi 125 kasus per 100 ribu persalinan pada tahun 2015. <p style="text-align: justify;">"Kalau kita melihat data dari Badan Pusat Statistik Landak pada tahun 2005, angka kematian ibu dan bayi di Landak sekitar 305 per 100 ribu ibu melahirkan. Nah, sesuai program MDGs (Sasaran Pembangunan Millenium) ditargetkan pada 2015 harus menurun menjadi 125 kasus per 100 ribu persalinan," kata Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Landak Magdalena Nurainy Sitinjak di Ngabang, Sabtu.<br /><br />Ia mengungkapkan, berbagai cara telah dilakukan pihaknya dalam upaya menurunkan angka kematian ibu melahirkan itu, di antaranya diinstruksikan kepada para bidan agar para ibu-ibu hamil diperhatikan dan secara rutin diberi perawatan, seperti imunisasi, pemberian tablet, pengarahan gizi, dan pendekatan untuk penguatan psikologis.<br /><br />"Kesehatan ibu yang akan melahirkan penting, karena akan berdampak anak yang dilahirkan bisa sehat selain ibunya selamat," katanya.<br /><br />Ia mengakui kesehatan ibu dan anak juga bagian dari penilaian indeks pembangunan kesehatan masyarakat (IPKM), di mana berdasarkan data Kementerian Kesehatan 2010, IPKM Kabupaten Landak berada diperingkat 403 kabupaten/kota se-Indonesia, dengan IPKM 0,383, dari skala 0-1.<br /><br />Ia mengatakan, Kabupaten Landak memang saat ini membutuhkan banyak bidan, karena sekarang baru 50 persen dari seluruh desa yang terpenuhi layanan persalinan oleh bidan. Pihaknya juga terus berusaha meningkatkan sumber daya bidan dengan menyekolahkan ke jenjang yang lebih tinggi.<br /><br />"Seperti pada tahun ini 46 bidan mendapatkan peningkatan pendidikan menjadi Diploma Tiga (D-3). Sebelumnya sebagian besar bidan masih tamatan SPK (Sekolah Perawat Kesehatan). Kini ada aturan baru setidaknya berpendidikan D3," ujar Nurainy.<br /><br />Sementara itu, Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Landak Krisman mengaku di rumah sakit yang ia pimpin belum memiliki dokter spesialis anak. Karena itu untuk memenuhi target program MDGs yang di antaranya menurunkan angka kematian ibu dan anak, pihaknya koordinasi dengan Dinas Kesehatan Landak.<br /><br />"Kita buat surat permohonan agar kasus kegawatan persalinan dari sejumlah Puskesmas jangan dirujuk di RSUD Landak, tapi langsung ke rumah sakit lain yang sudah ada sarana dan dokternya. Misal di Pontianak," kata Krisman.<br /><br />Ia menegaskan, mengapa kalau ada kegawatan persalinan agar langsung dirujuk di rumah sakit ke lain, karena jika ditunjuk di Landak akan menambah waktu sementara pasien harus cepat mendapatkan pertolongan.<br /><br />"Jadi inilah yang sedang dikoordinasikan kepada Dinkes agar intruksi ini sampai di puskesmas-puskesmas di kecamatan. Karena inilah kondisi rumah sakit kita, memang tipe masih D tapi sudah diajukan tipe C," kata Krisman. <strong>(das/ant)</strong></p>