Kedatangan para Uskup Keuskupan Sintang Mgr. Agustinus Agus, Ketua Unio Se-Indonesia Pr. Veri Sutrisna Wijaya, para imam projo yang tercatat 110 orang beserta rombongan yang di hadiri Gubernur Kalimantan Barat yang diwakili oleh Drs. Alexander, M. Si, Wakil Bupati Kapuas Hulu Agus Mulyana, SH dilakukan upacara Adat suku dayak Taman Kapuas yang disebut dengan Upacara Adat “Mamasiâ€Â. <p style="text-align: justify;">Upacara Adat Mamasi ( Memahkotai ) dilakukan di rumah Betang Bali Gundi tepatnya pada pukul 21 : 00 Wib sampai dengan pukul 23 : 00 Wib.Mamasi (memahkotai) merupakan upacara adat penghormatan tertinggi Masyarakat Dayak Taman Kapuas dari seseorang atau beberapa orang wanita kepada orang yang dianggap satria, seorang tokoh yang arif dan bijaksana, seseorang hartawan dan darmawan, seseorang pahlawan yang berjasa bagi daerah, bangsa dan Negara atau tokoh –tokoh pilihan yang mendapat kehormatan dan kepercayaan untuk menerima/membalas paandung ( Ijului/mabalasi ) kalau dalam pesta gawai.<br /><br />Prosesi ini dilakukan oleh para tetua adat dengan memberikan dan menukarkannya kepada pria yang diamasi dan wanita yang mamasi berupa jerat tangan (ikat tangan) ditangan kanan dan indulu amas – amas ( mahkota kebesaran ) diletakkan dikepala diberi Bulu Enggang, kemudian disuguhi 8 jenis minuman khas Dayak Taman prosesi ini diakhiri dengan menari bersama – sama antara yang diamasi dan yang mamasi, yang didahului oleh para tetua adat petugas mamasi.<br /><br />Adapun tujuan “mamasi” (memahkotai) adalah memberikan penghargaan tertinggi dengan suatu harapan pula anak atau turunan dari ibu – ibu atau gadis – gadis ini suatu saat kelak akan meneladani seperti bapak – bapak yang diamasi ini. disamping itu pula masyarakat disini mendapat suatu berkah dari pikiran dan perjuang bapak – bapak yang diamasi. Dan bapak – bapak yang diamasi mendapat berkah pula dari Tuhan Yang Maha Esa, serta selalu bijaksana dalam melakukan tindakan sepanjang hidupnya.<br /><br />Sedangkan proses acara “mamasi” diawali dengan mendudukan para bapak yang diamasi dengan tabuhan kangkuang dengan tembakan bedil dan menghidupkan pelita tembaga, kemudian mengikatkan jarat tangan ketangan kanan dan menukarkannya dari yang diamasi dan mamasi, kemudian memasang Indulu amas – amas dikepala diamasi dengan tabuhan kangkuang ( Taba’ Jaum ) dan managkio, pajiji, minum dan menukarkan minuman 8 khas minuman serta menari bersama 0 sama sambil berjalan sebagai ungkapan suka cita dari ujung betang keujung betang yang didahului oleh para tetua adat petugas mamasi.<br /><br />Adapun yang mendapatkan penghormatan tertinggi bagi Suku Dayak Taman Kapuas diantaranya Uskup Mrg. Agustinus Agus keuskupan Sintang, Drs. Y. Alexander, Msi mewaili Gubernur Kalimantan Barat, Ketua Unio Se-Indonesia Pr. Veri Sutrisna Wijaya dan beberapa imam projo lainnya.<strong>(phs)</strong></p>