Dinas Pariwisata Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng) jarang melibatkan Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI) daerah itu dalam setiap kegiatan promosi dalam dan luar negeri. <p style="text-align: justify;">"Dalam setiap kegiatan promosi pariwisata kami jarang dilibatkan, sebenarnya kami semestinya dibawa karena mengetahui kesiapan destinasi wisata, kondisi infrastruktur, sehingga kami sebenarnya ujung tombak dalam promosi wisata di daerah ini," kata Ketua HPI Kalteng, Samuel Berdodi, di Palangka Raya, Kamis.<br /><br />Sehingga dia berharap ke depannya, Dinas Pariwisata Provinsi Kalteng dapat melibatkan HPI Kalteng dalam setiap promosi wisata daerah itu yang saat ini masih belum ada program yang cukup jelas.<br /><br />Karena selama ini yang diajak untuk promosi wisata adalah orang-orang yang tidak mengenal kondisi destinasi pariwisata Kalteng.<br /><br />"Pelaku-pelaku industri pariwisata getol-getol mempromosikan pariwisata, namun tidak mendapat perhatian dari instansi terkait," katanya.<br /><br />Ia mengatakan bahwa Provinsi Kalteng memiliki Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Daerah (Riparda), namun tidak disusun oleh konsultan pariwisata yang tidak mengenal kondisi dilapangan.<br /><br />"Riparda ini harus diperdakan dan kemudian rencana induk pengembangan objek wisata (Ripow) yang memperkuat Ripow yang ada di kabupaten dan kota, bahkan di Kota Palangka Raya juga masih belum ada rencana induk pengembangan pariwisata kota," katanya.<br /><br />Ia mengatakan bahwa para pelaku-pelaku objek pariwisata di Kota Palangka Raya juga jarang mendapat perhatian dan dorongan dari instansi terkait.<br /><br />Bahkan sampai saat ini tempat wisata Bukit Tangkiling yang sudah mendapat dukungan dari Gubernur Kalteng Agustin Teras Narang serta dari Dinas Pekerjaan Umum Kalteng belum ada dorongan dari Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalteng.<br /><br />Ia berharap dalam instansi terkait seperti Dinas Pariwisata Kalteng dapat melibatkan HPI dalam promosi pariwisata daerah itu. <strong>(das/ant)</strong></p>
